Berikut ini adalah daftar nama-nama bandara yang ada di
daerah/wilayah negara kesatuan republik indonesia dari sabang sampai
merauke. Lapangan terbang, lapangan udara, lanud, bandar udara atau
bandara adalah tempat pesawat terbang datang dan pergi mengangkut para
penumpang dan atau barang dari satu bandara ke bandara yang lain, baik
lokal dalam negri maupun luar negeri.
1. Bandara / Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh Sumatera; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = BTJ
2. Bandara / Bandar Udara Polonia, Medan Sumatera; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = MES
3. Bandara / Bandar Udara Hang Nadim, Batam Sumatera; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = BTH
4. Bandara / Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang Sumatera; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = TNJ
5. Bandara / Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru Sumatera; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = PKU
6. Bandara / Bandar Udara Minangkabau, Padang Sumatera; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = PDG
7. Bandara / Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang Sumatera; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = PLM
8. Bandara / Bandar Udara Fatmawati Soekarno, Bengkulu Sumatera; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = BKS
9. Bandara / Bandar Udara Radin Inten II, Bandar Lampung Sumatera; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = TKG
10. Bandara / Bandar Udara Maimun Saleh, Sabang Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SBG
11. Bandara / Bandar Udara Lhok Sukon, Aceh Utara Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LSX
12. Bandara / Bandar Udara Malikus Saleh, Lhokseumawe Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LSW
13. Bandara / Bandar Udara Cut Nyak Dhien, Nagan Raya Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MEQ
14. Bandara / Bandar Udara Teuku Cut Ali, Tapaktuan Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TPK
15. Bandara / Bandar Udara Syekh Hamzah Fansyuri, Singkil Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SKL
16. Bandara / Bandar Udara Lasikin, Sinabang Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SNB
17. Bandara / Bandar Udara Sibisa, Toba Samosir Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SIW
18. Bandara / Bandar Udara Silangit, Siborong-borong Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SQT
19. Bandara / Bandar Udara Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Sibolga Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SIX
20. Bandara / Bandar Udara Aek Godang, Padang Sidempuan Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = AEG
21. Bandara / Bandar Udara Binaka, Gunung Sitoli Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = GNS
22. Bandara / Bandar Udara Lasondre, Pulau-pulau Batu Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LSE
23. Bandara / Bandar Udara Pinang Kampai, Dumai Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = DUM
24. Bandara / Bandar Udara Sungai Pakning, Bengkalis Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SEQ
25. Bandara / Bandar Udara Pasir Pengaraian, Pasir Pengaraian Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PPR
26. Bandara / Bandar Udara Dabo, Singkep Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SIQ
27. Bandara / Bandar Udara Japura, Rengat Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = RGT
28. Bandara / Bandar Udara Sei Bati, Karimun Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TJB
29. Bandara / Bandar Udara Ranai, Natuna Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NTX
30. Bandara / Bandar Udara Matak, Pal Matak Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MWK
31. Bandara / Bandar Udara Rokot, Sipura Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = RKO
32. Bandara / Bandar Udara Sultan Thaha Syarifuddin, Jambi Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = DJB
33. Bandara / Bandar Udara Depati Parbo, Kerinci Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KRC
34. Bandara / Bandar Udara Fatmawati Soekarno, Bengkulu Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BKS
35. Bandara / Bandar Udara Mukomuko, Mukomuko Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MPC
36. Bandara / Bandar Udara Depati Amir, Pangkalpinang Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PGK
37. Bandara / Bandar Udara H. A. S. Hanandjoeddin , Tanjung Pandan Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TJQ
38. Bandara / Bandar Udara Silampari, Lubuklinggau Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LLG
39. Bandara / Bandar Udara Pendopo, Empat Lawang Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PDO
40. Bandara / Bandar Udara Tabing, Padang Sumatera; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = PDG
41. Bandara / Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru Sumatera; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = PKU
42. Bandara / Bandar Udara Astraksetra, Way Tuba Sumatera; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = AKQ
43. Bandara / Bandar Udara Soekarno-Hatta, Banten Jawa; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = CGK
44. Bandara / Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Jawa; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = HLP
45. Bandara / Bandar Udara Juanda, Surabaya Jawa; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = SUB
46. Bandara / Bandar Udara Adisumarmo, Solo Jawa; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = SOC
47. Bandara / Bandar Udara Adi Sucipto, Yogyakarta Jawa; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = JOG
48. Bandara / Bandar Udara Achmad Yani, Semarang Jawa; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = SRG
49. Bandara / Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung Jawa; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = BDO
50. Bandara / Bandar Udara Pondok Cabe, Pamulang Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PCB
51. Bandara / Bandar Udara Pulau Panjang, Kepulauan Seribu Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PPJ
52. Bandara / Bandar Udara Cibeureum, Tasikmalaya Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TSY
53. Bandara / Bandar Udara Cakrabhuwana, Cirebon Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = CBN
54. Bandara / Bandar Udara Tunggul Wulung, Cilacap Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = CXP
55. Bandara / Bandar Udara Wirasaba, Purbalingga Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PWL
56. Bandara / Bandar Udara Dewa Daru, Karimunjawa Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KWB
57. Bandara / Bandar Udara Ngloram, Cepu Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = CPF
58. Bandara / Bandar Udara Abdul Rachman Saleh, Malang Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MLG
59. Bandara / Bandar Udara Trunojoyo, Sumenep Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SUP
60. Bandara / Bandar Udara Masalembo, Masalembo Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MSI
61. Bandara / Bandar Udara Wiridinata, Tasikmalaya Jawa; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = -
62. Bandara / Bandar Udara Iswahyudi, Madiun Jawa; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = -
63. Bandara / Bandar Udara Atang Sendjaja, Bogor Jawa; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = ATS
64. Bandara / Bandar Udara Suryadarma Kalijati, Subang Jawa; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = -
65. Bandara / Bandar Udara Sulaiman Margahayu, Bandung Jawa; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = -
66. Bandara / Bandar Udara Sugiri Sukani Jatiwangi, Majalengka Jawa; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = SKI
67. Bandara / Bandar Udara Gorda Cikande, Serang Jawa; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = GDA
68. Bandara / Bandar Udara Ngurah Rai, Denpasar Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = DPS
69. Bandara / Bandar Udara Selaparang, Mataram Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = AMI
70. Bandara / Bandar Udara El Tari, Kupang Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = KOE
71. Bandara / Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin, Bima Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = -
72. Bandara / Bandar Udara Frans Sales Lega, Ruteng Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = -
73. Bandara / Bandar Udara Soa, Bajawa Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = BJW
74. Bandara / Bandar Udara H.Hasan Aroeboesman, Ende Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = -
75. Bandara / Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin, Bima Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = -
76. Bandara / Bandar Udara Frans Seda, Maumere Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = -
77. Bandara / Bandar Udara Mali, Alor Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = -
78. Bandara / Bandar Udara Haliwen, Atambua Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = -
79. Bandara / Bandar Udara Brangbiji, Sumbawa Besar Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SWQ
80. Bandara / Bandar Udara Lunyuk, Sumbawa Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LYK
81. Bandara / Bandar Udara Muhammad Salahuddin, Bima Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BMU
82. Bandara / Bandar Udara El Tari, Kupang Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KOE
83. Bandara / Bandar Udara Komodo, Manggarai Barat Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LBJ
84. Bandara / Bandar Udara Frans Sales Lega, Ruteng Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = RTG
85. Bandara / Bandar Udara Tambolaka, Waikabubak Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TMC
86. Bandara / Bandar Udara Mau Hau, Waingapu Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = WGP
87. Bandara / Bandar Udara Soa, Bajawa Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BJW
88. Bandara / Bandar Udara H Hasan Aroeboesman, Ende Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ENE
89. Bandara / Bandar Udara Wai Oti, Maumere Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MOF
90. Bandara / Bandar Udara Gewayantana, Larantuka Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LKA
91. Bandara / Bandar Udara Wonopito, Lewoleba Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LWE
92. Bandara / Bandar Udara Mali, Alor Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ARD
93. Bandara / Bandar Udara Lekunik, Rote Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = RTI
94. Bandara / Bandar Udara Tardamu, Pulau Sawu Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SAU
95. Bandara / Bandar Udara Haliwen, Atambua Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ABU
96. Bandara / Bandar Udara Sepinggan, Balikpapan Kalimantan; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = BPN
97. Bandara / Bandar Udara Supadio, Pontianak Kalimantan; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = PNK
98. Bandara / Bandar Udara Juwata, Tarakan Kalimantan; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = TRK
99. Bandara / Bandar Udara Kalimarau, Berau Kalimantan; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = BEJ
100. Bandara / Bandar Udara Rahadi Oesman, Ketapang Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KTG
101. Bandara / Bandar Udara Susilo, Sintang Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SQG
102. Bandara / Bandar Udara Nanga Pinoh, Nanga Pinoh Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NPO
103. Bandara / Bandar Udara Pangsuma, Putussibau Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PSU
104. Bandara / Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangka Raya Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PKY
105. Bandara / Bandar Udara Iskandar, Pangkalan Bun Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PKN
106. Bandara / Bandar Udara Tumbang Samba, Katingan Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TBM
107. Bandara / Bandar Udara H. Asan, Sampit Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SMQ
108. Bandara / Bandar Udara Beringin, Muara Teweh Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MTW
109. Bandara / Bandar Udara Syamsuddin Noor, Banjarmasin Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BDJ
110. Bandara / Bandar Udara Warukin, Tanjung Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TJG
111. Bandara / Bandar Udara Bersujud, Batulicin Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BTW
112. Bandara / Bandar Udara Stagen, Kotabaru Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KBU
113. Bandara / Bandar Udara Temindung, Samarinda Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SRI
114. Bandara / Bandar Udara Nunukan, Nunukan Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NNX
115. Bandara / Bandar Udara Yuvai Semaring, Krayan Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LBW
116. Bandara / Bandar Udara Bunyu, Pulau Bunyu Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BYQ
117. Bandara / Bandar Udara R.A. Bessing, Malinau Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MLN
118. Bandara / Bandar Udara Long Ampung, Kayan Selatan Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LPU
119. Bandara / Bandar Udara Tanjung Harapan, Tanjung Selor Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TJS
120. Bandara / Bandar Udara Banaina, Bulungan Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NAF
121. Bandara / Bandar Udara Kalimarau, Tanjung Redeb Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BEJ
122. Bandara / Bandar Udara Sangkimah, Sangatta Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SGQ
123. Bandara / Bandar Udara Bontang, Bontang Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BXT
124. Bandara / Bandar Udara Tanjung Santan, Marang Kayu Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TSX
125. Bandara / Bandar Udara Kotabangun, Kutai Kartanegara Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KOD
126. Bandara / Bandar Udara Senipah, Kutai Kartanegara Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SZH
127. Bandara / Bandar Udara Melalan, Melak Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MLK
128. Bandara / Bandar Udara Datah Dawai, Kutai Barat Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = DTD
129. Bandara / Bandar Udara Tanah Grogot, Tanah Grogot Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TNB
130. Bandara / Bandar Udara Tanjung Bara, Sangatta Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = -
131. Bandara / Bandar Udara Sultan Hasanuddin, Makassar Sulawesi; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = UPG
132. Bandara / Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado Sulawesi; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = MDC
133. Bandara / Bandar Udara Andi Djemma, Masamba Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MXB
134. Bandara / Bandar Udara Betoambari, Bau-bau Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BUW
135. Bandara / Bandar Udara Jalaluddin, Gorontalo Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = GTO
136. Bandara / Bandar Udara Inco Soroako Waws, Sorowako Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SQR
137. Bandara / Bandar Udara Kasiguncu, Poso Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PSJ
138. Bandara / Bandar Udara Lalos, Tolitoli Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TLI
139. Bandara / Bandar Udara Tampa Padang, Mamuju Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MJU
140. Bandara / Bandar Udara Melonguane, Melonguane Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MNA
141. Bandara / Bandar Udara Mopait, Bolaang Mongondow Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BJG
142. Bandara / Bandar Udara Mutiara, Palu Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PLW
143. Bandara / Bandar Udara Naha, Tahuna Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NAH
144. Bandara / Bandar Udara Pogugol, Buol Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = UOL
145. Bandara / Bandar Udara Pomalaa, Pomalaa Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PUM
146. Bandara / Bandar Udara Pongtiku, Tana Toraja Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TTR
147. Bandara / Bandar Udara Sugimanuru, Raha Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = RAQ
148. Bandara / Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir, Luwuk Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LUW
149. Bandara / Bandar Udara Haluoleo, Kendari Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KDI
150. Bandara / Bandar Udara H. Aroeppala , Selayar Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = -
151. Bandara / Bandar Udara Matahora , Wangi-wangi Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = -
152. Bandara / Bandar Udara Maranggo , Pulau Tomia Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = -
153. Bandara / Bandar Udara Pattimura, Ambon Maluku; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = AMQ
154. Bandara / Bandar Udara Amahai, Masohi Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = AHI
155. Bandara / Bandar Udara Bandaneira, Banda Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NDA
156. Bandara / Bandar Udara Dobo, Kepulauan Aru Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = DOB
157. Bandara / Bandar Udara Dumatubun, Langgur Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LUV
158. Bandara / Bandar Udara Emalamo, Sanana Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SQN
159. Bandara / Bandar Udara Gamarmalamo, Galela Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = GLX
160. Bandara / Bandar Udara Gebe, Gebe Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = GEB
161. Bandara / Bandar Udara Kuabang, Tobelo Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KAZ
162. Bandara / Bandar Udara Mangole, Mangole Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MAL
163. Bandara / Bandar Udara Namlea, Namlea Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NAM
164. Bandara / Bandar Udara Namrole, Namrole Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NRE
165. Bandara / Bandar Udara Nangasuri, Benjina Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BJK
166. Bandara / Bandar Udara Oesman Sadik, Labuha Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LAH
167. Bandara / Bandar Udara Olilit, Saumlaki Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SXK
168. Bandara / Bandar Udara Pitu, Morotai Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = OTI
169. Bandara / Bandar Udara Sultan Babullah, Ternate Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TTE
170. Bandara / Bandar Udara Taliabu, Taliabu Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TAX
171. Bandara / Bandar Udara Wahai, Pulau Seram Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = WHI
172. Bandara / Bandar Udara Buli, Maba Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = -
173. Bandara / Bandar Udara Pitu, Morotai Halmahera Utara Maluku; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = MRT
174. Bandara / Bandar Udara Sentani, Jayapura Papua; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = DJJ
175. Bandara / Bandar Udara Frans Kaisiepo, Biak Papua; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = BIK
176. Bandara / Bandar Udara Mozes Kilangin, Tembagapura Papua; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = TIM
177. Bandara / Bandar Udara Mopah, Merauke Papua; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = MKQ
178. Bandara / Bandar Udara Abresso, Manokwari Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = RSK
179. Bandara / Bandar Udara Anggi, Anggi Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = AGD
180. Bandara / Bandar Udara Apalapsili, Jayawijaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = AAS
181. Bandara / Bandar Udara Arso, Arso Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ARJ
182. Bandara / Bandar Udara Ayawasi, Sorong Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = AYW
183. Bandara / Bandar Udara Babo, Babo Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BXB
184. Bandara / Bandar Udara Bade, Merauke Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BXD
185. Bandara / Bandar Udara Batom, Pegunungan Bintang Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BXM
186. Bandara / Bandar Udara Bintuni, Bintuni Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NTI
187. Bandara / Bandar Udara Bokondini, Jayawijaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BUI
188. Bandara / Bandar Udara Dabra, Puncak Jaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = DRH
189. Bandara / Bandar Udara Elilim, Jayawijaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ELR
190. Bandara / Bandar Udara Enarotali, Enarotali Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = EWI
191. Bandara / Bandar Udara Ewer, Merauke Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = EWE
192. Bandara / Bandar Udara Illaga, Paniai Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ILA
193. Bandara / Bandar Udara Ilu, Puncak Jaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = IUL
194. Bandara / Bandar Udara Inanwatan, Inanwatan Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = INX
195. Bandara / Bandar Udara Jeffman, Sorong Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SOQ
196. Bandara / Bandar Udara Yemburwo., Numfor Timur Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = FOO
197. Bandara / Bandar Udara Kambuaya, Sorong Selatan Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KBX
198. Bandara / Bandar Udara Kamur, Asmat Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KCD
199. Bandara / Bandar Udara Karubaga, Jayawijaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KBF
200. Bandara / Bandar Udara Kebar, Manokwari Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KEQ
201. Bandara / Bandar Udara Kelila, Jayawijaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LLN
202. Bandara / Bandar Udara Kepi, Merauke Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KEI
203. Bandara / Bandar Udara Kimaan, Merauke Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KMM
204. Bandara / Bandar Udara Kokonao, Mimika Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KOX
205. Bandara / Bandar Udara Lereh, Jayapura Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LHI
206. Bandara / Bandar Udara Mararena, Sarmi Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ZRM
207. Bandara / Bandar Udara Merdey, Manokwari Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = RDE
208. Bandara / Bandar Udara Mindiptana, Boven Digoel Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MDP
209. Bandara / Bandar Udara Moanamani, Dogiyai Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ONI
210. Bandara / Bandar Udara Mulia, Puncak Jaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LII
211. Bandara / Bandar Udara Muting, Merauke Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MUF
212. Bandara / Bandar Udara Nabire, Nabire Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NBX
213. Bandara / Bandar Udara Obano, Nabire Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = OBD
214. Bandara / Bandar Udara Okaba, Puncak Jaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = OKQ
215. Bandara / Bandar Udara Oksibil, Pegunungan Bintang Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = OKL
216. Bandara / Bandar Udara Pulau Gag, Raja Ampat Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = GAV
217. Bandara / Bandar Udara Rendani, Manokwari Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MKW
218. Bandara / Bandar Udara Senggeh, Keerom Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SEH
219. Bandara / Bandar Udara Senggo, Mappi Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ZEG
220. Bandara / Bandar Udara Sinak, Puncak Jaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NKD
221. Bandara / Bandar Udara Sudjarwo Tjondronegoro, Serui Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ZRI
222. Bandara / Bandar Udara Tanah Merah, Tanah Merah Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TMH
223. Bandara / Bandar Udara Teminabuan, Teminabuan Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TXM
224. Bandara / Bandar Udara Tiom, Jayawijaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TMY
225. Bandara / Bandar Udara Torea, Fakfak Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = FKQ
226. Bandara / Bandar Udara Ubrub, Keerom Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = UBR
227. Bandara / Bandar Udara Utarom, Kaimana Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KNG
228. Bandara / Bandar Udara Waghete, Deiyai Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = WET
229. Bandara / Bandar Udara Wamena, Wamena Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = WMX
230. Bandara / Bandar Udara Waris, Keerom Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = WAR
231. Bandara / Bandar Udara Wasior, Wasior Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = WSR
232. Bandara / Bandar Udara Yuruf, Jayawijaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = RUF
233. Bandara / Bandar Udara Zugapa, Paniai Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = UGU
234. Bandara / Bandar Udara Domine Eduard Osok, Sorong Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SOQ
Minggu, 04 November 2012
Jumat, 26 Oktober 2012
Kegiatan Ramp Handling
SECTION 6 KEGIATAN RAMP HANDLING
1.
MARSHALLING
v Pemanduan
pergerakan pesawat (Marshalling)
Pesawat
karena ukuran dan beratnya merupakan benda yang sangat sulit untuk berhenti dan
bergerak / berjalan secara tiba-tiba atau juga melakukan pergerakan di area yang
sempit.
Salah satu
prosedur keselamatan yang sangat penting dalam proses parkir dan pergerakan
pesawat di ramp adalah komunikasi. Komunikasi yang dimaksud di sini adalah
komunikasi dengan menggunakan isyarat tangan atau lebih dikenal dengan Prosedur
Hand Signaling (Marshalling).
Selanjutnya
mengacu pada surat keputusan nomor : SKEP / 81 / X / 1998 tentang Pedoman Umum
Pengelolaan Ground Support Equipment, Bahwa setiap petugas / personil yang
memandu parkir pesawat harus sudah terlatih dan memiliki
sertifikat, yang dikeluarkan oleh Direktorat Keselamatan Penerbangan
Dirjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan.
v Berikut adalah hal-hal yang harus
diperhatikan oleh pemandu pergerakan / parkir dari pesawat udara:
a) Pemandu untuk pergerakan yang
spesifik (parkir pesawat) harus betul teramati oleh Flight Crew pesawat yang akan dipandu.
b) .
Pemandu menggunakan tanda isyarat
tangan yang sudah baku.
c) Pemandu harus dalam posisi yang
teramati dan menjaga kontak komunikasi visual sampai pesawat benar-benar berhenti.
d) .
Untuk menghindari kemungkinan salah
interpretasi, jika dalam waktu bersamaan ada pergerakan lain selain pesawat
yang memerlukan panduan seperti cargo atau GSE, hendaknya pesawat tetap menjadi
prioritas sampai pesawat selesai dipandu dan benar-benar berhenti.
e) Tanda isyarat tangan baku dinyatakan
pada SOP No. S-OS-014 tentang Tanda Insyarat Tangan.
2. PARKING
GSE yang terdiri dari motorized dan non-motorized hendaknya diparkir di tempat yang telah ditetapkan
dengan parking brake pada posisi
akfif dan posisi gigi pada netral atau parkir. Selanjutnya dalam pengoperasian
GSE harus perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
a)
Diharuskan
ekstra hati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan kerusakan
pada pesawat sewaktu berada di darat.
b)
Pada
kondisi siaga untuk melayani kedatangan pesawat, semua peralatan yang
beroperasi di area ramp harus diletakkan / diposisikan dibelakang garis batas (restraint line) dalam kondisi parking
brake terpasang.
c)
Mobil
tangga untuk penumpang (passenger step)
harus berada dalam keadaan "fully
retracted" sebelum pesawat datang.
d)
. Semua peralatan termasuk passenger step tidak diperkenankan
bergerak maju ke pesawat sampai pesawat berada dalam keadaan berhenti sempurna,
parking brake terpasang dan lampu anti collision padam.
e)
. Pada setiap wing tip dan depan engine
hendaknya diberi pengaman / pembatas berupa safety
cone.
f)
Semua
peralatan GSE harus memiliki perlengkapan parking
brake dan dapat berfungsi dengan sempurna.
g)
Semua
peralatan harus dalam kondisi laik operasi (good
mechanical).
h)
.
Kecepatan GSE tidak boleh melebihi 5
km/jam sewaktu mendekati atau menjauhi pesawat.
i)
Attachment Fittings / transfer
bridges dan semua
platform harus terpasang dengan
sempurna.
j)
. Lakukan “Walkaround check” sebelum mengoperasikan GSE.
k)
Semua
kabel, selang-selang yang ada diperalatan harus tergulung pada tempatnya.
l)
Peralatan-peralatan
yang memiliki kemampuan untuk naik/turun (elevating
devices) harus berada pada posisi turun penuh sewaktu berjalan, kecuali
pada saat posisi akhir mendekati pesawat.
m)
. Tidak diperkenankan mengangkut
bagasi dan atau kargo dengan menggunakan peralatan GSE yang tidak dirancang
untuk fungsi itu.
n)
Kargo
harus dimuat dalam kereta barang dengan posisi rata (mendatar). Barang yang
lebih berat ditaruh di bawah dan di tengah untuk menjaga kestabilan. Semua
pintu, penahan dan penutup harus dalam kondisi tertutup sempurna untuk mencegah
kargo jatuh.
o)
Meskipun
kereta (dolly) yang dioperasikan secara manual tergolong peralatan yang
sederhana akan tetapi perhatian ekstra harus tetap dilakukan untuk menghindari
kecelakaan.
p)
Semua pengunci dan rel pemandu pada
kendaraan pengangkut pallet dan container harus diperiksa setiap saat sebelum
dipakai.
q)
Karena adanya kecenderungan
“pengurangan sudut belok” pada sebuah rangkaian gerobak / dolly maka pengemudi
rangkaian dolly / gerobak tidak boleh terlalu cepat belok setelah menghindari
rintangan.
r)
Peralatan yang rusak harus ditampeli
label / tag “0ut of Service” dan
segera dikirim ke unit repair (workshop),
Tag / label hendaknya berisi informasi berikut :
·
tipe dan no inventory
·
alasan out of service
· tanda tangan
dari supervisor yang bertugas.
a)
Dalam menempatkan peralatan harus
senantiasa memperhitungkan jarak aman dengan kendaraan, pesawat atau peralatan
GSE yang lain.
b)
.
Harus
ditempatkan seorang pemandu pada saat:
· Pandangan
pengemudi terhalang pada area kritis (seperti penempatan equipment atau posisi
mundur).
·Memandu
harus menggunakan tanda isyarat baku tentang tanda isyarat tangan.
· Melakukan
handling agar dapat mengatur jarak aman dengan akurat dan berkomunikasi dengan
operator kendaraan. Pengemudi GSE harus segera berhenti pada saat kehilangan
kontak pandangan dengan pernandu.
a)
Harus
ada seorang operator yang berjaga pada motorized
equipment yang mesinnya sedang hidup.
b)
Sebelum
memasuki restraint area setiap
pengemudi motorized equipment harus
melakukan pengujian rem dengan cara 'mengerem' kendaraannya dan melakukannya
sekali lagi sebelum mencapai sisi pesawat.
3.
RAMP TO FLIGHT DECK COMMUNICATION
Percakapan antar pihak
ground dengan pihak cabin.apakah semua kegiatan yang di lakukan di ramp sudah
clir atau non clir
4.
LOADING/EMBARKING
AND UNLOADING/DISEMBARKING
ü Loading
Unloading
Untuk memulai loading
harus dimulai dari compartment depan dan untuk unloading atau
bongkar dimulai dari compartment belakang, tujuannya adalah untuk
menghindari terjadinya tipping atau pesawat terlalu berat belakang.
Loading
·
Pastikan anda menerima dokumen loading
instruction yang benar.
·
Pastikan bahwa anda sudah memahami loading
instruction tersebut, lakukanlah briefing dan debriefing
dengan petugas load control sebelum anda melaksanakan instruksi
tersebut.
·
Sebelum cargo dimuat di pesawat,
pastikan bahwa semua cargo atau bagasi dalam kondisi baik sesuai dengan
pesyaratan yang berlaku.
·
Penerimaan
barang / muatan di sisi pesawat harus disertai DO (delivery order) dan
check sesuai prosedur sebelum menandatangani DO tersebut.
·
Tempatkan cargo
train (gerobak) yang berada di depan wing searah hidung pesawat dan yang berada
di belakang wing searah ekor pesawat (tail out position)., dan aktifkan
rem ban.
·
Hitung dengan
teliti dan benar berat dan koli muatan tersebut, perhatikan dan pastikan label
dan symbol sudah sesuai dengan tujuan dan cara penanganannya pada lembar loading
checklist.
· Laporkan aktual
berat muatan (cargo, pos, dan bagasi) yang telah dimuat dalam form loading
instruction ke load control. (via petugas ramp)
· Pastikan net
terpasang dengan baik dan benar sesuai dengan loading prosedur yang
berlaku.
·
Tutup pintu compartment
dengan baik dan benar.
·
Jangan tinggalkan
pesawat sebelum Block off atau mundur.
·
Segera serahkan
laporan loading instruction ke load control.
ü Unloading
·
Periksa incoming CPM (container
pallet message), LDM (Load Distribution Message) dan Communication
of Load Information (CLI).
CPM adalah
pesan yang berisikan informasi mengenai muatan compartment yang meliputi
status muatan dari container, pallet, dan bulk.
LDM adalah
pesan yang berisikan informasi dasar untuk suatu penerbangan ( penerbangan /
tanggal, nomor registrasi, tipe pesawat, tujuan, crew, penumpang) dan informasi
berat (berat dari ULD dan total dari muatan cargo, pos, bagasi, dan bahan
bakar).
CLI adalah
pesan yang berisikan informasi mengenai pemuatan bagasi, cargo, dan pos pada
setiap compartment.
·
Persiapkan sarana sarana penunjang yang
diperlukan sesuai dengan kebutuhan untuk penurunan barang / muatan.
·
Perhitungkan SDM loading unloading
sesuai dengan kebutuhan.
·
Man power harus sudah siap di air
side 5 menit sebelum pesawat block on.
·
Pastikan mesin pesawat telah dimatikan,
sebelum membuka cargo door.
·
Tempatkan cargo train (gerobak) yang
berada di depan wing searah hidung pesawat dan yang berada di belakang wing
searah ekor pesawat (tail out position)., dan aktifkan rem ban.
·
Turunkan muatan dari compartment belakang
terlebih dahulu, selanjutnya compartment depan atau secara bersamaan,
penurunan muatan disesuaikan dengan prioritas dan klasifikasinya.
·
Serahkan muatan yang telah diturunkan
ke unit terkait sesuai dengan fungsi dan prioritas serta klasifikasi ,
spesifikasinya dan didukung dengan form delivery order (DO).
·
Pastikan semua bagasi dikirim ke
baggage area sesegera mungkin, dimana bagasi first class, business atau priority
dikirim terlebih dahulu daripada bagasi economy class.
A/C Loading & Unloading
A/C Loading& Unloading meliputi:
· Passenger Loading
· Cargo Handling
o
Passenger Loading
Keselamatan penumpang (passenger) pada area ramp merupakan hal
yang harus diutamakan. Kemudian, hal-hal yang mungkin terjadi pada penumpang di
area ramp ketika pesawat parkir di remote
area (tidak menggunakan Aviobridge),
misalnya : jatuh, tergelincir, tertabrak oleh peralatan yang bergerak di area
ramp. Prosedur berikut membantu untuk dapat memberikan tingkat keselamatan pada
penumpang baik selama boarding maupun
pada saat turun (disembark):
a. Tangga penumpang atau PBS (Passengger Boarding Stair) ditempatkan
dengan benar, sehingga tidak ada celah (gap)
antara tangga dengan pesawat.
b. Setelah diposisikan dengan benar,
PBS (Passengger Boarding Stair) di
kunci agar tidak bergerak.
c. Kapasitas beban maksimum tangga
hendaknya tidak dilampaui, beban yang diterima tangga harus diperhitungkan.
d. Hal-hal yang menghambat gerakan
penumpang dan pesawat ke gerbang dan sebaliknya, seperti: pipa-pipa,
kabel-kabel ground power, oil, grease atau genangan air, hendaknya dihindarkan
atau dibersihkan.
e. Harus diamati apakah ada gerakan
pesawat lain yang akan bergerak melintas, sebelum menurunkan atau menaikan
penumpang.
f. Penumpang tidak diizinkan berada di
area ramp, mengingat bahaya semburan jet (jet
blast) atau propeler wash.
g. Aktivitas penumpang di area ramp ada
dibawah pengawasan petugas.
h. Penumpang tidak diperkenankan berada
di area ramp / air side demi alasan keamanan dan keselamatan.
i.
Penumpang atau pun petugas tidak
diperkenankan merokok di area ramp.
o
Cargo Handling
Setiap petugas yang menangani kargo
memiliki kemungkinan cidera atau luka, lebih tinggi dibanding pegawai lainnya.
Karena itu penanganan kargo harus betul-betul di laksanakan dengan tingkat
kewaspadaan yang tinggi. Di samping itu, orang yang bertugas dibagian kargo
hendaknya telah melalui suatu pelatihan tentang penanganan kargo yang memadai.
Berikut prosedur yang harus diperhatikan dalam penanganan kargo:
a. Jangan menumpuk kargo terlalu
tinggi, hindari ketidakstabilan tumpukan kargo.
b. Hendaknya semua kargo disusun / tata
dengan benar (di dalam pesawat atau di atas gerobak / cart) untuk mencegah tumpukan kargo tidak tumbang.
c. Gunakan kain terpal, lading pengikat
kargo, atau penutup sisi samping gerobak untuk mencegah kargo jatuh ke jalan
(selama baggage cart bergerak).
d. Pengoperasian semua unit mekanikal
seperti: Cargoveyor atau BCL (Baggage Conveyor Loader) atau HLL (High Lift Loader), forklift, harus
sesuai dengan perintah yang telah ditetapkan. Jangan mengoperasikan peralatan
tersebut di atas melebihi kapasitas beban yang diizinkan. Jika ragu tentang
beban yang akan di handle tanyakan
pada supervisor yang bertugas pada saat itu.
e. Jangan sekali-kali mengangkat,
mendorong atau menarik kargo lebih dari kemampuan fisik. Jika beban besar dan
atau berat mintalah bantuan untuk mengangkatnya.
f. Hindari menggunakan perhiasan
(contoh: cincin atau gelang), karena kemungkinan akan menyebabkan tersangkut di
kaitan (hook), pada paku, pada gesper
dan lain-lain, yang akan berakibat cidera pada jari tangan atau siku.
g. Pada penanganan kargo di ruang yang
sempit hendaknya kargo didorong dari pada di angkat. Karena mengangkat
memungkinkan terjadinya cidera pada jari atau tangan.
ü Standar Operasi
Prosedur
v
Persiapan
·
Mengikuti briefing dan de-briefing yang
diadakan setiap pertukaran shift kerja dan sebelum melaksanakan tugas kegiatan
kerja.
·
Memeriksa segala message yang masuk
yang berkaitan dengan proses loading/unloading yang sudah maupun akan
dilakukan.
v
Pelaksanaan Loading (pemuatan) :
·
Memeriksa kelengkapan data yang ada di
Load Plan / Loading Instruction terhadap data :
Q Nomor
Penerbangan (Flight Number)
Q Registrasi
pesawat
Q Tanggal
Q
Rotation/Destination
·
Melakukan koordinasi dengan unit
terkait untuk memastikan dan mengantisipasi kendala-kendala operasional
berkaitan dengan GSE.
·
Memastikan ketersediaan GSE dalam
rangka loading yang akan dilaksanakan, sebagai berikut :
ü Pesawat Narrow
Body
a. BTT (Baggage Towing Tractor)
b. BCT (Baggage Cart)
c. BCL (Baggage Conveyor Loader)
ü Pesawat Wide
Body
a. MDL (Main Deck
Loader)
(utk mega top/cargo)
b. HLL (High Lift Loader)
c. BCL (Belt Conveyor Loader)
d. CTL ( Cargo Transporter
Loader)
(utk transfer load)
e. STT (Baggage Towing Tractor)
f. BCT (Baggage Cart)
g. CDL (Container Dollies)
·
Mencatat waktu mulai aktivitas Loading
(pemuatan).
·
Memastikan bahwa posisi gerobak bagasi
dengan beban penuh (cargo/mail/baggage) berada dibelakang "restraint
line" parking pesawat selama menunggu kode dari Marshaller (pesawat telah
berhenti sempurna dan engine mail)
·
Menghitung dan mencatat jumiah AWB/SAWB
(SMU) dari cargo/mail sesuai dengan flight number, destination dan kategori
resikonya (Risk Category).
·
Melakukan proses loading sesuai dengan
loading instruction dan memastikan bahwa aircraft compartment terisi sesuai
dengan loading Instruction.
·
Memastikan bahwa semua alat pengaman
pada aircraft compartment (seperti net, stud fitting dan lock) sudah terpasang
pada tempatnya.
·
Melihat secara fisik kondisi cargo/mail
terhadap kemungkinan kerusakan kemasan/ pelindung.
·
Menyakinkan bahwa Dangerous Goods /
Perishable item / Live Animal / barang-barang lainnya yang membutuhkan
penanganan khusus telah ditangani dan ditempatkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
·
Melakukan koordinasi atau klarifikasi
dengan Load Control apabila diketemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
pada barang.
·
Melakukan koordinasi atau klarifikasi
dengan Load Control apabila terjadi Volume Minus (space yang tidak mencukupi)
sehingga terjadi kemungkinan perubahan Load Sheet.
·
Melakukan koordinasi atau klarifikasi
dengan Load Control apabila dirasa menemui Load Planning yang tidak ideal
sehingga mempengaruhi Weight & Balance (out of Trim).
·
Melaporkan ke Load Control muatan
aktual (actual load) yang dapat dimuat ke pesawat terbang agar dapat dibuat
final Load Sheet, sebagai berikut :
Q Total weight
dan pieces dari cargo keseluruhan
Q Total weight
dan pieces dari bagasi keseluruhan
Q Total weight
dan pieces dari mail keseluruhan
·
Melaporkan jika ada penyimpangan atau
kerusakan pada sistem pesawat yang terjadi selama proses loading/unloading.
·
Memastikan bahwa posisi gerobak bagasi
pada pesawat baik yang penuh maupun kosong untuk loading-unloading sbb :
§
Didepan wing
tip pesawat harus paralel dengan bagian depan hidung pesawat
§
Dibelakang wing
tip pesawat harus paralel dengan bagian belakang ekor pesawat
§
Pergerakan dan
peralatan GSE dengan muatan penuh atau kosong dilarang keras/tidak diijinkan
melalui bagian bawah dari wing tip pesawat
·
Menutup dan meyakinkan bahwa seluruh
pintu cargo sudah terkunci dengan baik.
·
Loading Instruction disimpan dalam
sistem file tertentu dan digabung/dijadikan satu dengan Load Sheet untuk setiap
penerbangan.
v
Pelaksanaan Un-loading (pembongkaran muatan) :
·
Memeriksa dan memastikan Daily Log
Aircraft Schedule
·
Mengumpulkan, menyortir dan memeriksa
data atau message yang masuk berkenaan dengan persiapan Unloading yang akan
dilakukan, seperti :
a. LDM (Load Distribution Message)
b. CPM (Container Pallet Mesage)
c. CLI (Communication of Load Information)
d. Surat masuk (incoming message)
e. Delivery Order Form
f. Informasi lainnya
·
Berkoordinasi dengan unit terkait untuk
memastikan dan mengantisipasi kendala-kendala operasional berkaitan dengan GSE.
·
Meryakinkan ketersediaan GSE dalam
rangka Unloading yang akan dilaksanakan, sebagai berikut :
ü Pesawat Narrow
Body
a. BTT (Baggage Towing Tractor)
b. BCT (Baggage Cart)
c. BCL (Baggage Conveyor Loader)
ü Pesawat Wide
Body
a. MDL (Main Deck
Loader)
(utk mega top/cargo)
b. HLL (High Lift Loader)
c. BCL (Belt Conveyor Loader)
d. CTL ( Cargo Transporter Loader)
(utk transfer load)
e. BTT (Baggage Towing Tractor)
f. BCT (Baggage Carl)
g, CDL (Container Dollies)
·
Melakukan persiapan Unloading dengan
urutan mulai dari kompartemen belakang dan kemudian beralih ke kompartemen
depan.
·
Membuka pintu cargo untuk memastikan
kondisi dari cargo, mail dan bagasi.
·
Melihat secara fitsik kondisi
cargo/mail terhadap kemungkinan kerusakan kemasan/ pelindung.
·
Menyakinkan bahwa Dangerous Goods /
Perishable item / Live Animal masih dalam kondisi yang aman.
·
Melepaskan posisi kunci dari lock
pallet/container sebelum diturunkan (off loading)
·
Menggunakan CTL (jika diperlukan) untuk
transfer muatan dari HLL ke cargo tack/dollies atau sebaliknya.
·
Memastikan bahwa pada saat proses
transfer dollies berada pada posisi terkunci.
·
Melakukan Unloading sesuai dengan
katagori/klasifikasi dan prioritas, misalnya bagasi kelas utama, barang tidak
tahan lama/perishable, binatang hidup, atau karena pertimbangan keselamatan
(safety),
·
Memberikan instruksi ke operator BTT
yang membawa bagasi dan cargo untuk mengirim/membawa ke make-up area atau
gudang cargo.
·
Menggunakan Delivery Order dokumen
untuk serah terima bagasi/cargo.
·
Melaporkan jika ada penyimpangan atau
kerusakan pada sistern pesawat yang terjadi selama proses Unloading.
5. STARTING
ü Engine
Starting
v Berikut adalah hal-hal yang harus
diperhatikan pada saat engine starting:
a) Selama engine starting / running pada area ramp, diperlukan kewaspadaan
dari semua pihak yang ada di ramp untuk menjamin keselamatan pada penumpang dan
barang, petugas dan peralatan yang ada di sekitar pesawat.
b) Selama urutan proses engine starting harus diawasi oleh orang
yang memiliki otorisasi (dinyatakan oleh sertifikat / lisence yang dikeluarkan oleh instansi berwenang).
c) Disamping bertugas mengawasi proses engine starting, juga berkoordinasi
dengan petugas di area ramp lainnya untuk memastilkan bahwa area bahaya dari
engine baik itu isapan (engine intake)
ataupun area semburan (exhaust)
terbebas dari orang ataupun benda.
d) .Orang yang bertugas mengontrol starting engine harus memastilkan bahwa
sebelum proses engine starting
dimulai seluruh pintu akses dan pintu panel di pesawat telah tertutup dan
terkunci.
Dalam proses starting engine flight crew hendaknya mengadakan
komunikasi dengan petugas ground
untuk memastikan bahwa proses starting
berjalan lancar. Alat komunikasi umumnya digunakan head set atau hand signaling.
a. Petugas di Ramp hendaknya
menghindari gerakan-gerakan yang memungkinkan terjadinya salah interpretasi
komunikasi dengan flight crew dalam
mengendalikan proses starting ataupun pergerakan pesawat (A/C movement).
f. Petugas di darat yang bertanggung
jawab pada proses engine starting harus
memiliki pengetahuan tentang semua prosedur dan regulasi yang berhubungan
dengan proses engine starting tersebut.
g. . Semua pin pada gear, tutup
pitot, wheel chock, static ground wire dan ground power harus sudah dilepas sebelum
pesawat berangkat.
h. Sebagai perlindungan terhadap bahaya
kebakaran, harus ada pemadam api di dekat area pesawat, selama proses engine starting.
6. SAFETY MEASURES
Semua
orang yang ada di ramp harus mempunyai jiwa keselatan dan rasa jiwa kesalatan
yang harus di ciptakan bukan hanya untuk security tapi untuk semua orang yang
ada di ramp, karena hal ini sangat penting untuk keselamatan di dalam dunia penerbangan.
Pada saat starting dan running
engine, setiap personil yang bertugas harus menggunakan penutup telinga. Hal
ini dimaksudkan untuk melindungi telinga dari kebisingan (noise) yang bisa mengakibatkan gangguan pada pendengaran baik
sementara ataupun permanen (tuli).
Penutup telinga tersebut sebaiknya
dari tipe yang sudah disahkan oleh Departemen Kesehatan. Penutup telinga tipe headset dan microphone harus secara berkala disterilkan, demikian juga headset dan microphone pesawat. Dilarang menggunakan bola lampu (bulb) sebagai penutup telinga. Hal lain
yang harus diwaspadai dan dihindari adalah jet
blast (semburan jet engine) yang
memiliki tekanan dan temperatur yang tinggi.
·
Berikut
adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh semua petugas di area Ramp:
a)
Pada
saat pesawat datang, semua petugas dan GSE harus diam di tempat sampai pesawat
yang dipandu untuk parkir, telah benar-benar berhenti.
b)
Pada
saat keberangkatan pesawat, area engine
intake dan exhaust harus bersih
dari peralatan dan seluruh petugas tidak berada di area tersebut.
c)
Jangan
menyentuh bagian engine, rem atau
roda karena kemungkinan temperaturnya
d)
Dalam
kondisi apapun, hindarkan berjalan di dekat engine
yang sedang running.
7. PERPINDAHAN PESAWAT
Memindahkan
pesawat dari apron ke hangar dengan menggunakan alat push back atau toubarlist
SECTION 7 TENTANG PESAWAT SERVIC
1. DI LUAR PESAWAT (EXTERIOR)
Adapun
kegiatan kegiatan yang di lakukan di luar pesawat antara lain;
·
Bongkar muat barang
ü Tangga
penumpan gatau belai gajah
ü Alat
menaikkan atau menurunkan makanan
ü Alat
untuk menaikkan atau menurunkan cargo
ü Alat
untuk menaikkan atau menurunkan bagasi
·
Kebersihan
ü Membersihkan
kaca jendela ruang pilot
ü Memersihkan
mesin pesawat
ü Mersihkan
bekas bekas percikan minyak
ü Membersihkan
pesawat atau badan pesawat
ü Membersihkan
jendela dan kaca pesawat
ü Membersihkan
bawah pesawat dan di sekitar engine pesawat karena ada sisa-sisa fuel dan aftur
dan material material tidak sempurna lainnya, semua itu harus di bersihkan
Karen bila tidak di bersihkan akan mempengaruhi kulaitas pesawat
ü Bila
pesawat berwarna putih maka akan lebih kelihatan perawatan nya
2.
DI
DALAM PESAWAT (INTERIOR)
Kegiatan
kegiatan yang di lakukan di dalam pesawat antara lain;
·
Bagian kebersihan (Cleaning)
ü Mengganti
sarung, bantal ,alas kepala dan selimut
ü Membersihkan
asbak(tempat abu rokok)
ü Membersihkan
tempat duduk, meja makan
ü Membersihkan
debu dengan pengisap debu
ü Mengganti
isi kantong kursi, petunjuk pelayanan keselamatan penerbangan ,kantong muntah
dll
ü Menyikat
dan membersihkan lantai
ü Membersihkan
ruang pilot
ü Membersihkan
toilet dan mengganti bekas handuk dll
ü Mengganti
air minum dan untuk toilet
·
Makanan
ü Mengontrol
menu, perlatan dan makanan, menurunkan yang bekas dan mengganti dengan yang
baru sesuai dengan menu yang di pesan
ü Membersihkan
dengan rapi sesuai dengan petunjuk penerbangan yang di keluarkan dari pihak
maskapi
ü Di
perlukan kontaminasi
disebabkan karena sakit udara, menumpahkan makanan atau minuman dan ofensif
noda-noda
3. TOILET SERVICES
ü Membersihkan
kotoran dengan bersih dan mengganti air yang lama dengan yang baru dan mengisi
cairan sesuai dengan instruksi petugas
ü Proses
pembersihan kotoran kotoran manusia baik secara menual atau pun pake alat
(proses mengeluarkan kotoran dari pesawat)
4.
AIR
SERVICES
Water Service untuk pesawat dan perlengkapannya
hendaknya memenuhi persyaratan sanitasi dan higienis yang disetujui oleh
Departemen Kesehatan. Selanjutnya, dalam proses pelayanan air ke pesawat dijaga
agar diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a)
Air
tidak tumpah atau bocor.
b)
Perangkat
untuk mencapai potable water service panel seperti tangga atau lainnya agar
dijaga tetap kering, sehingga yang menaiki tangga tidak jatuh atau tergelincir.
c)
Operator
water service tidak mengoperasikan lavatory service dalam waktu yang
bersamaan.
d)
Hendaknya
operator dapat berpakaian rapi dan bersih, demikian juga kebersihan kendaraanya
dapat tetap dijaga, hal ini untuk menampilkan citra bahwa operator tersebut
memahami tentang pentingnya kebersihan.
e)
Kendaraan
water service tidak diparkir
berdampingan dengan kendaraan lavatory
service.
·
Penyediaan air ada dua macam
ü Air
yang bisa di minum
Adalah
untuk air minum
ü Dan
air yang tidak di minum
Air
untuk toilet
ü Mengisi
air tenki air minum dengan air bersih
ü Mengganti
air minum yang lama dengan yang baru sesuai dengan peraturan yang ada
5.
PENDINGINAN
DAN PEMANASAN
·
Pendinginan
ü Proses
pendinginan pada pesawat di lakuakan sebelum berlansungnya boarding karena bila
temperature pesawat panas maka akan mempengaruhi bawan pesawat oleh sebab
itulah proses pendinginan pada pesawat di perlukan, dan demi kenyamanan passangers,apabila temperature pesawat
itu panas maka akan mengurangi jumlah barang, cargo akan berkurang
·
Pemanasan
ü Proses
pemanasan pada pesawat di lakukan apabila pada musim musim tertentu seperti
musim gugur, dan musim salju. Karena apabila tidak di lakukan pada musim
tersebut akan menyebabkan enginee tidak bisa menyala dan pesawat tidak bisa di
operasikan.
Cara
melakukan pemanasan pada pesawat dengan menyemprot pesawat yang alat nya sama
dengan pemadam api kebakaran dan akan meniupkan udara panas di sekitar enginee,
belakang pesawat (karena di belakang pesawat sangat membutuhkan uap hangat)
6.
CABIN
EQUIPMENT AND INFLIGHT ENTERTAINMENT MATERIAL
·
Cabin equipment; hiburan di dalam pesawat
seperti game,music, TV dsb
·
inflight entertainment material ; harus
di siapkan hal hal yang berkaitan dengan engineeri
7.
STRONG
CEBIN MATERIAL ;DI SIAPKAN GUDANG,
·
tujaunnya;
mempertinggi
flight safety (keselamatan penerbangan),compartable (kenyamanan), dan courtsy
(kerah tamahan) kecepatan waktu (on time performance) efficien dan efektifitas
biaya karena bila tepat waktu akan mengurangi biaya seperti biaya parkir dan
AMC tidak boleh lebih dari 25kg/jam itu maximal, serta pergerakan GSE pun di
batasi karena kalu tidak di batasi maka akan mepengaruhi waktu nya pula.
SECTION 8 TENTANG
PENGISIAN BAHAN BAKAR
1.
BAHAN
BAKAR
Pelaksanaan
refueling di bandara seluruh
Indonesia dilaksanakan oleh PERTAMINA, sedangkan PT Gapura sebagai
groundhandling bertindak sebagai supervisor. Namun ada hal-hal yang perlu
diwaspadai oleh semua pihak dalam proses refueling, terutama hal-hal yang
berpotensi menimbulkan kebakaran.
a)
Listrik statis
Muatan listrik
statis dapat terkumpul pada pesawat selama terbang atau di darat. Hujan,
kristal es dan tiupan debu dapat memperbesar muatan listrik statis. Muatan
statis dapat juga terkumpul melalui induksi dari atmosfir yang bermuatan
listrik.
Listrik statis
mengalir melalui lintasan termudah, jika tidak ada lintasan termudah yang dapat dilalui muatan listik,
sedangkan pada saat yang sama jika muatan
listrik semakin besar maka muatan akan mencari lintasan yang terpendek
untuk mengalir hingga terjadi loncatan bunga api listrik. Pertemuan loncatan bunga api listrik
ini dengan bahan bakar mampu menimbulkan bahaya kebakaran.
b)
Rokok
Korek api dan pemantik api lainya
yang biasa digunakan untuk merokok dilarang dibawa oleh petugas yang menangani
pengisian bahan bakar (fueling).
Aturan dilarang merokok bagi petugas di ramp hendaknya ditekankan untuk
dilaksanakan, karena uap bahan bakar berpotensi menimbulkan kebakaran.
c)
Loncatan bunga api (spark)
Hal-hal berikut direkomendasikan
untuk tidak dilakukan selama proses refueling berlangsung, karena
memungkinkan timbulnya loncatan bunga api. Hal-hal tersebut adalah:
a.
Pemasangan
dan pelepasan battery pesawat.
b.
Pemasangan
charger battery.
c.
GPU
hendaknya ditempatkan jauh dari titik pengisian bahan bakar, juga menyambungkan
dan melepaskan saat proses refueling.
d.
Pengoperasian
switch listik di pesawat yang
mengontrol bagian sayap dan tangki.
e.
. Mengaktifkan radio dan RADAR.
f.
Melaksanakan
fueling dalam jarak 30 meter dari
RADAR pasawat yang sedang akfif atau 90 meter dari instalasi RADAR yang-sedang
aktif
SECTION 9 TENTANG PEMELIHARAAN
PESAWAT
1. RUTINITAS LAYANAN
(PELAYANAN YANG SERING DI LAKUKAN)
·
pelayanan
yang sering di lakukan antara lain adalah
ü melakukan
suatu pemeriksaan seseuai dengan petunjuk yang ada
ü masuk
ke dalam pesawat untuk menandatangani surat apakah pesawat tersebut boleh
terbang atau tidak
ü memasukkan
pernyataan ke dalam pesawat dan berkomunikasi cebin crew tentang passanger yang
membutuhkan WCHC dan WLCR atau yang membutuhkan pelayanan khusus.
ü Melakuakan periksaan sebelum
keberangkatan pesawat terbang sesaui dengan petunjuk
ü
Melakukan
check sebelum keberangkatan pesawat sesuai dengan instruksi dari pihak yang
bersangkutan
ü
Menyediakan
tenaga yang terampil untuk membantu awak pesawat atau ground staff dalam
kinerja pemeriksaan
2. NON RUTINITAS PELAYANAN (YANG TIDAK
SERING DI LAKUKAN)
ü Memperbaiki
kerusakan yang ada di pesawat seperti yang di laporkan oleh awak atau
mengungkapkan kerusakan yang ada pada saat atasan memeriksa pesawat, namun
perbaikan itu harus di sepakati secara terpisah antara pihak yang satu dengan
yang lain
ü Masuk
ke dalam pesawat dan berkomunikasi dengan pihak ramp untuk melakukan tindakan
yang akan di ambil
ü Melaporkan
tindkan yang akan di ambil kepada atasan untuk perbaikan pesawat dan perawatan
pesawat yang rusak sesuai dengan petunjuk yang ada
ü Memelihara
buku buku petunjuk manual yang telah ada agar jika terjadinya suatu keruskan
pesawat bisa melihat buku pegangan tersebut
ü Menyediakan
fasilitas alat khusus yang tersedia\
ü Memindahkan
pesawat ke hangar sesuai dengan petunjuk pihak ground
3. BAHAN PENANGANAN
ü Untuk
mendapatkan izin bea cukai
ü Menyediakan
pemerksaan secara berkala untuk cadangan atasan dan pembangkit listrik
4. PARKIR DAN HANGAR
ü Menyediakan
tempat bagi pesawat sesuai dengan tipe pesawatnya
ü Mengatur
tempat parkir supaya muat untuk menampung pesawat lainnya
ü Menyiadakan
hangar tempat pesawat dimana di hangar dilakukan pembersihan pesawat dan
kerusakan pada enginee dan sebagainya.
SECTION 11 TENTANG
PERMUKAAN TRANSPORTASI
1.
UMUM
ü Memuat
semua peraturan yang di perlukakan untuk transportasi dari penumpang baik itu
wchc atau wlch dan cargo untuk surat-surat.Baik dari Bandar dan kota terminal
dan di sepakati oleh pihak masing-masing yang bersangkutan.
2.
TRANSPORTASI
KHUSUS
ü Memuat
semua peraturan yang di perlukakn untuk trasportasi khusus dalam batas domestic
dan internasional.
Langganan:
Postingan (Atom)