Jumat, 26 Oktober 2012

Kegiatan Ramp Handling




SECTION 6 KEGIATAN RAMP HANDLING
1.     MARSHALLING
v  Pemanduan pergerakan pesawat (Marshalling)
Pesawat karena ukuran dan beratnya merupakan benda yang sangat sulit untuk berhenti dan bergerak / berjalan secara tiba-tiba atau juga melakukan pergerakan di area yang sempit.
Salah satu prosedur keselamatan yang sangat penting dalam proses parkir dan pergerakan pesawat di ramp adalah komunikasi. Komunikasi yang dimaksud di sini adalah komunikasi dengan menggunakan isyarat tangan atau lebih dikenal dengan Prosedur Hand Signaling (Marshalling).
Selanjutnya mengacu pada surat keputusan nomor : SKEP / 81 / X / 1998 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Ground Support Equipment, Bahwa setiap petugas / personil yang memandu parkir pesawat harus sudah terlatih dan memiliki sertifikat, yang dikeluarkan oleh Direktorat Keselamatan Penerbangan Dirjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan.
v  Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh pemandu pergerakan / parkir dari pesawat udara:
a)      Pemandu untuk pergerakan yang spesifik (parkir pesawat) harus betul teramati oleh Flight Crew pesawat yang akan dipandu.
b)      .      Pemandu menggunakan tanda isyarat tangan yang sudah baku.
c)      Pemandu harus dalam posisi yang teramati dan menjaga kontak komunikasi visual sampai pesawat benar-benar berhenti.
d)     .      Untuk menghindari kemungkinan salah interpretasi, jika dalam waktu bersamaan ada pergerakan lain selain pesawat yang memerlukan panduan seperti cargo atau GSE, hendaknya pesawat tetap menjadi prioritas sampai pesawat selesai dipandu dan benar-benar berhenti.
e)      Tanda isyarat tangan baku dinyatakan pada SOP No. S-OS-014 tentang Tanda Insyarat Tangan.

2.     PARKING
GSE yang terdiri dari motorized dan non-motorized hendaknya diparkir di tempat yang telah ditetapkan dengan parking brake pada posisi akfif dan posisi gigi pada netral atau parkir. Selanjutnya dalam pengoperasian GSE harus perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
a)      Diharuskan ekstra hati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pesawat sewaktu berada di darat.
b)      Pada kondisi siaga untuk melayani kedatangan pesawat, semua peralatan yang beroperasi di area ramp harus diletakkan / diposisikan dibelakang garis batas (restraint line) dalam kondisi parking brake terpasang.
c)      Mobil tangga untuk penumpang (passenger step) harus berada dalam keadaan "fully retracted" sebelum pesawat datang.
d)     .      Semua peralatan termasuk passenger step tidak diperkenankan bergerak maju ke pesawat sampai pesawat berada dalam keadaan berhenti sempurna, parking brake terpasang dan lampu anti collision padam.
e)      .      Pada setiap wing tip dan depan engine hendaknya diberi pengaman / pembatas berupa safety cone.
f)       Semua peralatan GSE harus memiliki perlengkapan parking brake dan dapat berfungsi dengan sempurna.
g)      Semua peralatan harus dalam kondisi laik operasi (good mechanical).
h)      .         Kecepatan GSE tidak boleh melebihi 5 km/jam sewaktu mendekati atau menjauhi pesawat.
i)        Attachment Fittings / transfer bridges dan semua platform harus terpasang dengan sempurna.
j)        .       Lakukan “Walkaround check” sebelum mengoperasikan GSE.
k)      Semua kabel, selang-selang yang ada diperalatan harus tergulung pada tempatnya.
l)        Peralatan-peralatan yang memiliki kemampuan untuk naik/turun (elevating devices) harus berada pada posisi turun penuh sewaktu berjalan, kecuali pada saat posisi akhir mendekati pesawat.
m)    .      Tidak diperkenankan mengangkut bagasi dan atau kargo dengan menggunakan peralatan GSE yang tidak dirancang untuk fungsi itu.
n)      Kargo harus dimuat dalam kereta barang dengan posisi rata (mendatar). Barang yang lebih berat ditaruh di bawah dan di tengah untuk menjaga kestabilan. Semua pintu, penahan dan penutup harus dalam kondisi tertutup sempurna untuk mencegah kargo jatuh.
o)      Meskipun kereta (dolly) yang dioperasikan secara manual tergolong peralatan yang sederhana akan tetapi perhatian ekstra harus tetap dilakukan untuk menghindari kecelakaan.
p)      Semua pengunci dan rel pemandu pada kendaraan pengangkut pallet dan container harus diperiksa setiap saat sebelum dipakai.
q)      Karena adanya kecenderungan “pengurangan sudut belok” pada sebuah rangkaian gerobak / dolly maka pengemudi rangkaian dolly / gerobak tidak boleh terlalu cepat belok setelah menghindari rintangan.
r)        Peralatan yang rusak harus ditampeli label / tag “0ut of Service” dan segera dikirim ke unit repair (workshop), Tag / label hendaknya berisi informasi berikut :
·         tipe dan no inventory
·         alasan out of service
·         tanda tangan dari supervisor yang bertugas.
a)      Dalam menempatkan peralatan harus senantiasa memperhitungkan jarak aman dengan kendaraan, pesawat atau peralatan GSE yang lain.
b)      .      Harus ditempatkan seorang pemandu pada saat:
· Pandangan pengemudi terhalang pada area kritis (seperti penempatan equipment atau posisi mundur).
·Memandu harus menggunakan tanda isyarat baku tentang tanda isyarat tangan.
· Melakukan handling agar dapat mengatur jarak aman dengan akurat dan berkomunikasi dengan operator kendaraan. Pengemudi GSE harus segera berhenti pada saat kehilangan kontak pandangan dengan pernandu.
a)      Harus ada seorang operator yang berjaga pada motorized equipment yang mesinnya sedang hidup.
b)      Sebelum memasuki restraint area setiap pengemudi motorized equipment harus melakukan pengujian rem dengan cara 'mengerem' kendaraannya dan melakukannya sekali lagi sebelum mencapai sisi pesawat.

3.      RAMP TO FLIGHT DECK COMMUNICATION
Percakapan antar pihak ground dengan pihak cabin.apakah semua kegiatan yang di lakukan di ramp sudah clir atau non clir

4.     LOADING/EMBARKING AND UNLOADING/DISEMBARKING
ü  Loading Unloading
Untuk memulai loading harus dimulai dari compartment depan dan untuk unloading atau bongkar dimulai dari compartment belakang, tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya tipping atau pesawat terlalu berat belakang.
Loading
·         Pastikan anda menerima dokumen loading instruction yang benar.
·            Pastikan bahwa anda sudah memahami loading instruction tersebut, lakukanlah briefing dan debriefing dengan petugas load control sebelum anda melaksanakan instruksi tersebut.
·            Sebelum cargo dimuat di pesawat, pastikan bahwa semua cargo atau bagasi dalam kondisi baik sesuai dengan pesyaratan yang berlaku.
·        Penerimaan barang / muatan di sisi pesawat harus disertai DO (delivery order) dan check sesuai prosedur sebelum menandatangani DO tersebut.
·        Tempatkan cargo train (gerobak) yang berada di depan wing searah hidung pesawat dan yang berada di belakang wing searah ekor pesawat (tail out position)., dan aktifkan rem ban.
·        Hitung dengan teliti dan benar berat dan koli muatan tersebut, perhatikan dan pastikan label dan symbol sudah sesuai dengan tujuan dan cara penanganannya pada lembar loading checklist.
·        Laporkan aktual berat muatan (cargo, pos, dan bagasi) yang telah dimuat dalam form loading instruction ke load control. (via petugas ramp)
·        Pastikan net terpasang dengan baik dan benar sesuai dengan loading prosedur yang berlaku.
·        Tutup pintu compartment dengan baik dan benar.
·        Jangan tinggalkan pesawat sebelum Block off atau mundur.
·        Segera serahkan laporan loading instruction ke load control.

ü  Unloading
·         Periksa incoming CPM (container pallet message), LDM (Load Distribution Message) dan Communication of Load Information (CLI).
CPM adalah pesan yang berisikan informasi mengenai muatan compartment yang meliputi status muatan dari container, pallet, dan bulk.
LDM adalah pesan yang berisikan informasi dasar untuk suatu penerbangan ( penerbangan / tanggal, nomor registrasi, tipe pesawat, tujuan, crew, penumpang) dan informasi berat (berat dari ULD dan total dari muatan cargo, pos, bagasi, dan bahan bakar).
CLI adalah pesan yang berisikan informasi mengenai pemuatan bagasi, cargo, dan pos pada setiap compartment.
·         Persiapkan sarana sarana penunjang yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan untuk penurunan barang / muatan.
·         Perhitungkan SDM loading unloading sesuai dengan kebutuhan.
·         Man power harus sudah siap di air side 5 menit sebelum pesawat block on.
·         Pastikan mesin pesawat telah dimatikan, sebelum membuka cargo door.
·         Tempatkan cargo train (gerobak) yang berada di depan wing searah hidung pesawat dan yang berada di belakang wing searah ekor pesawat (tail out position)., dan aktifkan rem ban.
·         Turunkan muatan dari compartment belakang terlebih dahulu, selanjutnya compartment depan atau secara bersamaan, penurunan muatan disesuaikan dengan prioritas dan klasifikasinya.
·         Serahkan muatan yang telah diturunkan ke unit terkait sesuai dengan fungsi dan prioritas serta klasifikasi , spesifikasinya dan didukung dengan form delivery order (DO).
·         Pastikan semua bagasi dikirim ke baggage area sesegera mungkin, dimana bagasi first class, business atau priority dikirim terlebih dahulu daripada bagasi economy class.
A/C Loading & Unloading
A/C Loading& Unloading meliputi:
·    Passenger Loading
·    Cargo Handling
o   Passenger Loading
Keselamatan penumpang (passenger) pada area ramp merupakan hal yang harus diutamakan. Kemudian, hal-hal yang mungkin terjadi pada penumpang di area ramp ketika pesawat parkir di remote area (tidak menggunakan Aviobridge), misalnya : jatuh, tergelincir, tertabrak oleh peralatan yang bergerak di area ramp. Prosedur berikut membantu untuk dapat memberikan tingkat keselamatan pada penumpang baik selama boarding maupun pada saat turun (disembark):
a.      Tangga penumpang atau PBS (Passengger Boarding Stair) ditempatkan dengan benar, sehingga tidak ada celah (gap) antara tangga dengan pesawat.
b.      Setelah diposisikan dengan benar, PBS (Passengger Boarding Stair) di kunci agar tidak bergerak.
c.      Kapasitas beban maksimum tangga hendaknya tidak dilampaui, beban yang diterima tangga harus diperhitungkan.
d.      Hal-hal yang menghambat gerakan penumpang dan pesawat ke gerbang dan sebaliknya, seperti: pipa-pipa, kabel-kabel ground power, oil, grease atau genangan air, hendaknya dihindarkan atau dibersihkan.
e.      Harus diamati apakah ada gerakan pesawat lain yang akan bergerak melintas, sebelum menurunkan atau menaikan penumpang.
f.        Penumpang tidak diizinkan berada di area ramp, mengingat bahaya semburan jet (jet blast) atau propeler wash.
g.      Aktivitas penumpang di area ramp ada dibawah pengawasan petugas.
h.      Penumpang tidak diperkenankan berada di area ramp / air side demi alasan keamanan dan keselamatan.
i.         Penumpang atau pun petugas tidak diperkenankan merokok di area ramp.
o   Cargo Handling
Setiap petugas yang menangani kargo memiliki kemungkinan cidera atau luka, lebih tinggi dibanding pegawai lainnya. Karena itu penanganan kargo harus betul-betul di laksanakan dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi. Di samping itu, orang yang bertugas dibagian kargo hendaknya telah melalui suatu pelatihan tentang penanganan kargo yang memadai. Berikut prosedur yang harus diperhatikan dalam penanganan kargo:
a.      Jangan menumpuk kargo terlalu tinggi, hindari ketidakstabilan tumpukan kargo.
b.      Hendaknya semua kargo disusun / tata dengan benar (di dalam pesawat atau di atas gerobak / cart) untuk mencegah tumpukan kargo tidak tumbang.
c.      Gunakan kain terpal, lading pengikat kargo, atau penutup sisi samping gerobak untuk mencegah kargo jatuh ke jalan (selama baggage cart bergerak).
d.      Pengoperasian semua unit mekanikal seperti: Cargoveyor atau BCL (Baggage Conveyor Loader) atau HLL (High Lift Loader), forklift, harus sesuai dengan perintah yang telah ditetapkan. Jangan mengoperasikan peralatan tersebut di atas melebihi kapasitas beban yang diizinkan. Jika ragu tentang beban yang akan di handle tanyakan pada supervisor yang bertugas pada saat itu.
e.      Jangan sekali-kali mengangkat, mendorong atau menarik kargo lebih dari kemampuan fisik. Jika beban besar dan atau berat mintalah bantuan untuk mengangkatnya.
f.        Hindari menggunakan perhiasan (contoh: cincin atau gelang), karena kemungkinan akan menyebabkan tersangkut di kaitan (hook), pada paku, pada gesper dan lain-lain, yang akan berakibat cidera pada jari tangan atau siku.
g.      Pada penanganan kargo di ruang yang sempit hendaknya kargo didorong dari pada di angkat. Karena mengangkat memungkinkan terjadinya cidera pada jari atau tangan.

ü  Standar Operasi Prosedur
v     Persiapan
·         Mengikuti briefing dan de-briefing yang diadakan setiap pertukaran shift kerja dan sebelum melaksanakan tugas kegiatan kerja.
·         Memeriksa segala message yang masuk yang berkaitan dengan proses loading/unloading yang sudah maupun akan dilakukan.
v     Pelaksanaan Loading (pemuatan) :
·         Memeriksa kelengkapan data yang ada di Load Plan / Loading Instruction terhadap data :
Q Nomor Penerbangan (Flight Number)
Q Registrasi pesawat
Q Tanggal
Q Rotation/Destination
·         Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk memastikan dan mengantisipasi kendala-kendala operasional berkaitan dengan GSE.
·         Memastikan ketersediaan GSE dalam rangka loading yang akan dilaksanakan, sebagai berikut :
ü  Pesawat Narrow Body
a.   BTT (Baggage Towing Tractor)
b.   BCT (Baggage Cart)
c.   BCL (Baggage Conveyor Loader)
ü  Pesawat Wide Body
a.   MDL (Main Deck Loader)             (utk mega top/cargo)
b.   HLL (High Lift Loader)
c.   BCL (Belt Conveyor Loader)
d.   CTL ( Cargo Transporter Loader)              (utk transfer load)
e.   STT (Baggage Towing Tractor)
f.    BCT (Baggage Cart)
g.   CDL (Container Dollies)
·         Mencatat waktu mulai aktivitas Loading (pemuatan).
·         Memastikan bahwa posisi gerobak bagasi dengan beban penuh (cargo/mail/baggage) berada dibelakang "restraint line" parking pesawat selama menunggu kode dari Marshaller (pesawat telah berhenti sempurna dan engine mail)
·         Menghitung dan mencatat jumiah AWB/SAWB (SMU) dari cargo/mail sesuai dengan flight number, destination dan kategori resikonya (Risk Category).
·         Melakukan proses loading sesuai dengan loading instruction dan memastikan bahwa aircraft compartment terisi sesuai dengan loading Instruction.
·         Memastikan bahwa semua alat pengaman pada aircraft compartment (seperti net, stud fitting dan lock) sudah terpasang pada tempatnya.
·         Melihat secara fisik kondisi cargo/mail terhadap kemungkinan kerusakan kemasan/ pelindung.
·         Menyakinkan bahwa Dangerous Goods / Perishable item / Live Animal / barang-barang lainnya yang membutuhkan penanganan khusus telah ditangani dan ditempatkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
·         Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control apabila diketemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada barang.
·         Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control apabila terjadi Volume Minus (space yang tidak mencukupi) sehingga terjadi kemungkinan perubahan Load Sheet.
·         Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control apabila dirasa menemui Load Planning yang tidak ideal sehingga mempengaruhi Weight & Balance (out of Trim).
·         Melaporkan ke Load Control muatan aktual (actual load) yang dapat dimuat ke pesawat terbang agar dapat dibuat final Load Sheet, sebagai berikut :
Q Total weight dan pieces dari cargo keseluruhan
Q Total weight dan pieces dari bagasi keseluruhan
Q Total weight dan pieces dari mail keseluruhan
·         Melaporkan jika ada penyimpangan atau kerusakan pada sistem pesawat yang terjadi selama proses loading/unloading.
·         Memastikan bahwa posisi gerobak bagasi pada pesawat baik yang penuh maupun kosong untuk loading-unloading sbb :
§         Didepan wing tip pesawat harus paralel dengan bagian depan hidung pesawat
§         Dibelakang wing tip pesawat harus paralel dengan bagian belakang ekor pesawat
§         Pergerakan dan peralatan GSE dengan muatan penuh atau kosong dilarang keras/tidak diijinkan melalui bagian bawah dari wing tip pesawat
·         Menutup dan meyakinkan bahwa seluruh pintu cargo sudah terkunci dengan baik.
·         Loading Instruction disimpan dalam sistem file tertentu dan digabung/dijadikan satu dengan Load Sheet untuk setiap penerbangan.
v     Pelaksanaan Un-loading (pembongkaran muatan) :
·         Memeriksa dan memastikan Daily Log Aircraft Schedule
·         Mengumpulkan, menyortir dan memeriksa data atau message yang masuk berkenaan dengan persiapan Unloading yang akan dilakukan, seperti :
         a. LDM (Load Distribution Message)
         b. CPM (Container Pallet Mesage)
         c. CLI (Communication of Load Information)
         d. Surat masuk (incoming message)
         e. Delivery Order Form
         f. Informasi lainnya
·         Berkoordinasi dengan unit terkait untuk memastikan dan mengantisipasi kendala-kendala operasional berkaitan dengan GSE.
·         Meryakinkan ketersediaan GSE dalam rangka Unloading yang akan dilaksanakan, sebagai berikut :
ü  Pesawat Narrow Body
a. BTT (Baggage Towing Tractor)
b. BCT (Baggage Cart)
c. BCL (Baggage Conveyor Loader)
ü  Pesawat Wide Body
a. MDL (Main Deck Loader)                           (utk mega top/cargo)
b. HLL (High Lift Loader)
c. BCL (Belt Conveyor Loader)
d. CTL ( Cargo Transporter Loader)                (utk transfer load)
e. BTT (Baggage Towing Tractor)
f.  BCT (Baggage Carl)
g, CDL (Container Dollies)
·         Melakukan persiapan Unloading dengan urutan mulai dari kompartemen belakang dan kemudian beralih ke kompartemen depan.
·         Membuka pintu cargo untuk memastikan kondisi dari cargo, mail dan bagasi.
·         Melihat secara fitsik kondisi cargo/mail terhadap kemungkinan kerusakan kemasan/ pelindung.
·         Menyakinkan bahwa Dangerous Goods / Perishable item / Live Animal masih dalam kondisi yang aman.
·         Melepaskan posisi kunci dari lock pallet/container sebelum diturunkan (off loading)
·         Menggunakan CTL (jika diperlukan) untuk transfer muatan dari HLL ke cargo tack/dollies atau sebaliknya.
·         Memastikan bahwa pada saat proses transfer dollies berada pada posisi terkunci.
·         Melakukan Unloading sesuai dengan katagori/klasifikasi dan prioritas, misalnya bagasi kelas utama, barang tidak tahan lama/perishable, binatang hidup, atau karena pertimbangan keselamatan (safety),
·         Memberikan instruksi ke operator BTT yang membawa bagasi dan cargo untuk mengirim/membawa ke make-up area atau gudang cargo.
·         Menggunakan Delivery Order dokumen untuk serah terima bagasi/cargo.
·         Melaporkan jika ada penyimpangan atau kerusakan pada sistern pesawat yang terjadi selama proses Unloading.
5.     STARTING
ü  Engine Starting
v  Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan pada saat engine starting:
a)      Selama engine starting / running pada area ramp, diperlukan kewaspadaan dari semua pihak yang ada di ramp untuk menjamin keselamatan pada penumpang dan barang, petugas dan peralatan yang ada di sekitar pesawat.
b)      Selama urutan proses engine starting harus diawasi oleh orang yang memiliki otorisasi (dinyatakan oleh sertifikat / lisence yang dikeluarkan oleh instansi berwenang).
c)      Disamping bertugas mengawasi proses engine starting, juga berkoordinasi dengan petugas di area ramp lainnya untuk memastilkan bahwa area bahaya dari engine baik itu isapan (engine intake) ataupun area semburan (exhaust) terbebas dari orang ataupun benda.
d)     .Orang yang bertugas mengontrol starting engine harus memastilkan bahwa sebelum proses engine starting dimulai seluruh pintu akses dan pintu panel di pesawat telah tertutup dan terkunci.
Dalam proses starting engine flight crew hendaknya mengadakan komunikasi dengan petugas ground untuk memastikan bahwa proses starting berjalan lancar. Alat komunikasi umumnya digunakan head set atau hand signaling.
a.       Petugas di Ramp hendaknya menghindari gerakan-gerakan yang memungkinkan terjadinya salah interpretasi komunikasi dengan flight crew dalam mengendalikan proses starting ataupun pergerakan pesawat (A/C movement).
f.       Petugas di darat yang bertanggung jawab pada proses engine starting harus memiliki pengetahuan tentang semua prosedur dan regulasi yang berhubungan dengan proses engine starting tersebut.
g.      Semua pin pada gear, tutup pitot, wheel chock, static ground wire dan ground power harus sudah dilepas sebelum pesawat berangkat.
h.      Sebagai perlindungan terhadap bahaya kebakaran, harus ada pemadam api di dekat area pesawat, selama proses engine starting.
6.      SAFETY MEASURES
Semua orang yang ada di ramp harus mempunyai jiwa keselatan dan rasa jiwa kesalatan yang harus di ciptakan bukan hanya untuk security tapi untuk semua orang yang ada di ramp, karena hal ini sangat penting untuk keselamatan di dalam dunia penerbangan.
Pada saat starting dan running engine, setiap personil yang bertugas harus menggunakan penutup telinga. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi telinga dari kebisingan (noise) yang bisa mengakibatkan gangguan pada pendengaran baik sementara ataupun permanen (tuli).
Penutup telinga tersebut sebaiknya dari tipe yang sudah disahkan oleh Departemen Kesehatan. Penutup telinga tipe headset dan microphone harus secara berkala disterilkan, demikian juga headset dan microphone pesawat. Dilarang menggunakan bola lampu (bulb) sebagai penutup telinga. Hal lain yang harus diwaspadai dan dihindari adalah jet blast (semburan jet engine) yang memiliki tekanan dan temperatur yang tinggi.
·         Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh semua petugas di area Ramp:
a)      Pada saat pesawat datang, semua petugas dan GSE harus diam di tempat sampai pesawat yang dipandu untuk parkir, telah benar-benar berhenti.
b)      Pada saat keberangkatan pesawat, area engine intake dan exhaust harus bersih dari peralatan dan seluruh petugas tidak berada di area tersebut.
c)      Jangan menyentuh bagian engine, rem atau roda karena kemungkinan temperaturnya
d)     Dalam kondisi apapun, hindarkan berjalan di dekat engine yang sedang running.
7.     PERPINDAHAN PESAWAT
Memindahkan pesawat dari apron ke hangar dengan menggunakan alat push back atau toubarlist



 SECTION 7 TENTANG PESAWAT SERVIC
1.      DI LUAR PESAWAT (EXTERIOR)
Adapun kegiatan kegiatan yang di lakukan di luar pesawat antara lain;
·         Bongkar muat barang
ü  Tangga penumpan gatau belai gajah
ü  Alat menaikkan atau menurunkan makanan
ü  Alat untuk menaikkan atau menurunkan cargo
ü  Alat untuk menaikkan atau menurunkan bagasi
·         Kebersihan
ü  Membersihkan kaca jendela ruang pilot
ü  Memersihkan mesin pesawat
ü  Mersihkan bekas bekas percikan minyak
ü  Membersihkan pesawat atau badan pesawat
ü  Membersihkan jendela dan kaca pesawat
ü  Membersihkan bawah pesawat dan di sekitar engine pesawat karena ada sisa-sisa fuel dan aftur dan material material tidak sempurna lainnya, semua itu harus di bersihkan Karen bila tidak di bersihkan akan mempengaruhi kulaitas pesawat
ü  Bila pesawat berwarna putih maka akan lebih kelihatan perawatan nya
2.      DI DALAM PESAWAT (INTERIOR)
Kegiatan kegiatan yang di lakukan di dalam pesawat antara lain;
·         Bagian kebersihan (Cleaning)
ü  Mengganti sarung, bantal ,alas kepala dan selimut
ü  Membersihkan asbak(tempat abu rokok)
ü  Membersihkan tempat duduk, meja makan
ü  Membersihkan debu dengan pengisap debu
ü  Mengganti isi kantong kursi, petunjuk pelayanan keselamatan penerbangan ,kantong muntah dll
ü  Menyikat dan membersihkan lantai
ü  Membersihkan ruang pilot
ü  Membersihkan toilet dan mengganti bekas handuk dll
ü  Mengganti air minum dan untuk toilet
·         Makanan
ü  Mengontrol menu, perlatan dan makanan, menurunkan yang bekas dan mengganti dengan yang baru sesuai dengan menu yang di pesan
ü  Membersihkan dengan rapi sesuai dengan petunjuk penerbangan yang di keluarkan dari pihak maskapi
ü  Di perlukan kontaminasi disebabkan karena sakit udara, menumpahkan makanan atau minuman dan ofensif noda-noda
3.      TOILET SERVICES
ü  Membersihkan kotoran dengan bersih dan mengganti air yang lama dengan yang baru dan mengisi cairan sesuai dengan instruksi petugas
ü  Proses pembersihan kotoran kotoran manusia baik secara menual atau pun pake alat (proses mengeluarkan kotoran dari pesawat)
4.      AIR SERVICES
Water Service untuk pesawat dan perlengkapannya hendaknya memenuhi persyaratan sanitasi dan higienis yang disetujui oleh Departemen Kesehatan. Selanjutnya, dalam proses pelayanan air ke pesawat dijaga agar diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a)      Air tidak tumpah atau bocor.
b)      Perangkat untuk mencapai potable water service panel seperti tangga atau lainnya agar dijaga tetap kering, sehingga yang menaiki tangga tidak jatuh atau tergelincir.
c)      Operator water service tidak mengoperasikan lavatory service dalam waktu yang bersamaan.
d)     Hendaknya operator dapat berpakaian rapi dan bersih, demikian juga kebersihan kendaraanya dapat tetap dijaga, hal ini untuk menampilkan citra bahwa operator tersebut memahami tentang pentingnya kebersihan.
e)      Kendaraan water service tidak diparkir berdampingan dengan kendaraan lavatory service

·         Penyediaan air ada dua macam
ü  Air yang bisa di minum
Adalah untuk air minum
ü  Dan air yang tidak di minum
Air untuk toilet
ü  Mengisi air tenki air minum dengan air bersih
ü  Mengganti air minum yang lama dengan yang baru sesuai dengan peraturan yang ada
5.      PENDINGINAN DAN PEMANASAN
·         Pendinginan
ü  Proses pendinginan pada pesawat di lakuakan sebelum berlansungnya boarding karena bila temperature pesawat panas maka akan mempengaruhi bawan pesawat oleh sebab itulah proses pendinginan pada pesawat di perlukan, dan demi kenyamanan passangers,apabila temperature pesawat itu panas maka akan mengurangi jumlah barang, cargo akan berkurang
·         Pemanasan
ü  Proses pemanasan pada pesawat di lakukan apabila pada musim musim tertentu seperti musim gugur, dan musim salju. Karena apabila tidak di lakukan pada musim tersebut akan menyebabkan enginee tidak bisa menyala dan pesawat tidak bisa di operasikan.
Cara melakukan pemanasan pada pesawat dengan menyemprot pesawat yang alat nya sama dengan pemadam api kebakaran dan akan meniupkan udara panas di sekitar enginee, belakang pesawat (karena di belakang pesawat sangat membutuhkan uap hangat)
6.      CABIN EQUIPMENT AND INFLIGHT ENTERTAINMENT MATERIAL
·         Cabin equipment; hiburan di dalam pesawat seperti game,music, TV dsb
·         inflight entertainment material ; harus di siapkan hal hal yang berkaitan dengan engineeri
7.      STRONG CEBIN MATERIAL ;DI SIAPKAN GUDANG,
·         tujaunnya;
mempertinggi flight safety (keselamatan penerbangan),compartable (kenyamanan), dan courtsy (kerah tamahan) kecepatan waktu (on time performance) efficien dan efektifitas biaya karena bila tepat waktu akan mengurangi biaya seperti biaya parkir dan AMC tidak boleh lebih dari 25kg/jam itu maximal, serta pergerakan GSE pun di batasi karena kalu tidak di batasi maka akan mepengaruhi waktu nya pula.


SECTION 8 TENTANG PENGISIAN BAHAN BAKAR
1.      BAHAN BAKAR
Pelaksanaan refueling di bandara seluruh Indonesia dilaksanakan oleh PERTAMINA, sedangkan PT Gapura sebagai groundhandling bertindak sebagai supervisor. Namun ada hal-hal yang perlu diwaspadai oleh semua pihak dalam proses refueling, terutama hal-hal yang berpotensi menimbulkan kebakaran.
a)      Listrik statis
Muatan listrik statis dapat terkumpul pada pesawat selama terbang atau di darat. Hujan, kristal es dan tiupan debu dapat memperbesar muatan listrik statis. Muatan statis dapat juga terkumpul melalui induksi dari atmosfir yang bermuatan listrik.
Listrik statis mengalir melalui lintasan termudah, jika tidak ada lintasan termudah yang dapat dilalui muatan listik, sedangkan pada saat yang sama jika muatan listrik semakin besar maka muatan akan mencari lintasan yang terpendek untuk mengalir hingga terjadi loncatan bunga api listrik. Pertemuan loncatan bunga api listrik ini dengan bahan bakar mampu menimbulkan bahaya kebakaran.
b)      Rokok
Korek api dan pemantik api lainya yang biasa digunakan untuk merokok dilarang dibawa oleh petugas yang menangani pengisian bahan bakar (fueling). Aturan dilarang merokok bagi petugas di ramp hendaknya ditekankan untuk dilaksanakan, karena uap bahan bakar berpotensi menimbulkan kebakaran.
c)      Loncatan bunga api (spark)
Hal-hal berikut direkomendasikan untuk tidak dilakukan selama proses refueling berlangsung, karena memungkinkan timbulnya loncatan bunga api. Hal-hal tersebut adalah:


a.       Pemasangan dan pelepasan battery pesawat.
b.      Pemasangan charger battery.
c.       GPU hendaknya ditempatkan jauh dari titik pengisian bahan bakar, juga menyambungkan dan melepaskan saat proses refueling.
d.      Pengoperasian switch listik di pesawat yang mengontrol bagian sayap dan tangki.
e.       .      Mengaktifkan radio dan RADAR.
f.       Melaksanakan fueling dalam jarak 30 meter dari RADAR pasawat yang sedang akfif atau 90 meter dari instalasi RADAR yang-sedang aktif


SECTION 9 TENTANG PEMELIHARAAN PESAWAT
1.      RUTINITAS LAYANAN (PELAYANAN YANG SERING DI LAKUKAN)
·         pelayanan yang sering di lakukan antara lain adalah
ü  melakukan suatu pemeriksaan seseuai dengan petunjuk yang ada
ü  masuk ke dalam pesawat untuk menandatangani surat apakah pesawat tersebut boleh terbang atau tidak
ü  memasukkan pernyataan ke dalam pesawat dan berkomunikasi cebin crew tentang passanger yang membutuhkan WCHC dan WLCR atau yang membutuhkan pelayanan khusus.
ü  Melakuakan periksaan sebelum keberangkatan pesawat terbang sesaui dengan petunjuk
ü  Melakukan check sebelum keberangkatan pesawat sesuai dengan instruksi dari pihak yang bersangkutan
ü  Menyediakan tenaga yang terampil untuk membantu awak pesawat atau ground staff dalam kinerja pemeriksaan

2.      NON RUTINITAS PELAYANAN (YANG TIDAK SERING DI LAKUKAN)
ü  Memperbaiki kerusakan yang ada di pesawat seperti yang di laporkan oleh awak atau mengungkapkan kerusakan yang ada pada saat atasan memeriksa pesawat, namun perbaikan itu harus di sepakati secara terpisah antara pihak yang satu dengan yang lain
ü  Masuk ke dalam pesawat dan berkomunikasi dengan pihak ramp untuk melakukan tindakan yang akan di ambil
ü  Melaporkan tindkan yang akan di ambil kepada atasan untuk perbaikan pesawat dan perawatan pesawat yang rusak sesuai dengan petunjuk yang ada
ü  Memelihara buku buku petunjuk manual yang telah ada agar jika terjadinya suatu keruskan pesawat bisa melihat buku pegangan tersebut
ü  Menyediakan fasilitas alat khusus yang tersedia\
ü  Memindahkan pesawat ke hangar sesuai dengan petunjuk pihak ground


3.      BAHAN PENANGANAN
ü  Untuk mendapatkan izin bea cukai
ü  Menyediakan pemerksaan secara berkala untuk cadangan atasan dan pembangkit listrik
4.      PARKIR DAN HANGAR
ü  Menyediakan tempat bagi pesawat sesuai dengan tipe pesawatnya
ü  Mengatur tempat parkir supaya muat untuk menampung pesawat lainnya
ü  Menyiadakan hangar tempat pesawat dimana di hangar dilakukan pembersihan pesawat dan kerusakan pada enginee dan sebagainya.







SECTION 11 TENTANG PERMUKAAN TRANSPORTASI

1.      UMUM
ü  Memuat semua peraturan yang di perlukakan untuk transportasi dari penumpang baik itu wchc atau wlch dan cargo untuk surat-surat.Baik dari Bandar dan kota terminal dan di sepakati oleh pihak masing-masing yang bersangkutan.
2.      TRANSPORTASI KHUSUS
ü  Memuat semua peraturan yang di perlukakn untuk trasportasi khusus dalam batas domestic dan internasional.