Minggu, 04 November 2012

Daftar Nama Bandara/Bandar Udara Internasional dan Domestik di Indonesia

Berikut ini adalah daftar nama-nama bandara yang ada di daerah/wilayah negara kesatuan republik indonesia dari sabang sampai merauke. Lapangan terbang, lapangan udara, lanud, bandar udara atau bandara adalah tempat pesawat terbang datang dan pergi mengangkut para penumpang dan atau barang dari satu bandara ke bandara yang lain, baik lokal dalam negri maupun luar negeri.
1. Bandara / Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh Sumatera; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = BTJ
2. Bandara / Bandar Udara Polonia, Medan Sumatera; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = MES
3. Bandara / Bandar Udara Hang Nadim, Batam Sumatera; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = BTH
4. Bandara / Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang Sumatera; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = TNJ
5. Bandara / Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru Sumatera; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = PKU
6. Bandara / Bandar Udara Minangkabau, Padang Sumatera; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = PDG
7. Bandara / Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang Sumatera; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = PLM
8. Bandara / Bandar Udara Fatmawati Soekarno, Bengkulu Sumatera; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = BKS
9. Bandara / Bandar Udara Radin Inten II, Bandar Lampung Sumatera; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = TKG
10. Bandara / Bandar Udara Maimun Saleh, Sabang Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SBG
11. Bandara / Bandar Udara Lhok Sukon, Aceh Utara Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LSX
12. Bandara / Bandar Udara Malikus Saleh, Lhokseumawe Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LSW
13. Bandara / Bandar Udara Cut Nyak Dhien, Nagan Raya Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MEQ
14. Bandara / Bandar Udara Teuku Cut Ali, Tapaktuan Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TPK
15. Bandara / Bandar Udara Syekh Hamzah Fansyuri, Singkil Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SKL
16. Bandara / Bandar Udara Lasikin, Sinabang Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SNB
17. Bandara / Bandar Udara Sibisa, Toba Samosir Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SIW
18. Bandara / Bandar Udara Silangit, Siborong-borong Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SQT
19. Bandara / Bandar Udara Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Sibolga Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SIX
20. Bandara / Bandar Udara Aek Godang, Padang Sidempuan Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = AEG
21. Bandara / Bandar Udara Binaka, Gunung Sitoli Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = GNS
22. Bandara / Bandar Udara Lasondre, Pulau-pulau Batu Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LSE
23. Bandara / Bandar Udara Pinang Kampai, Dumai Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = DUM
24. Bandara / Bandar Udara Sungai Pakning, Bengkalis Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SEQ
25. Bandara / Bandar Udara Pasir Pengaraian, Pasir Pengaraian Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PPR
26. Bandara / Bandar Udara Dabo, Singkep Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SIQ
27. Bandara / Bandar Udara Japura, Rengat Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = RGT
28. Bandara / Bandar Udara Sei Bati, Karimun Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TJB
29. Bandara / Bandar Udara Ranai, Natuna Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NTX
30. Bandara / Bandar Udara Matak, Pal Matak Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MWK
31. Bandara / Bandar Udara Rokot, Sipura Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = RKO
32. Bandara / Bandar Udara Sultan Thaha Syarifuddin, Jambi Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = DJB
33. Bandara / Bandar Udara Depati Parbo, Kerinci Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KRC
34. Bandara / Bandar Udara Fatmawati Soekarno, Bengkulu Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BKS
35. Bandara / Bandar Udara Mukomuko, Mukomuko Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MPC
36. Bandara / Bandar Udara Depati Amir, Pangkalpinang Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PGK
37. Bandara / Bandar Udara H. A. S. Hanandjoeddin , Tanjung Pandan Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TJQ
38. Bandara / Bandar Udara Silampari, Lubuklinggau Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LLG
39. Bandara / Bandar Udara Pendopo, Empat Lawang Sumatera; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PDO
40. Bandara / Bandar Udara Tabing, Padang Sumatera; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = PDG
41. Bandara / Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru Sumatera; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = PKU
42. Bandara / Bandar Udara Astraksetra, Way Tuba Sumatera; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = AKQ
43. Bandara / Bandar Udara Soekarno-Hatta, Banten Jawa; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = CGK
44. Bandara / Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Jawa; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = HLP
45. Bandara / Bandar Udara Juanda, Surabaya Jawa; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = SUB
46. Bandara / Bandar Udara Adisumarmo, Solo Jawa; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = SOC
47. Bandara / Bandar Udara Adi Sucipto, Yogyakarta Jawa; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = JOG
48. Bandara / Bandar Udara Achmad Yani, Semarang Jawa; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = SRG
49. Bandara / Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung Jawa; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = BDO
50. Bandara / Bandar Udara Pondok Cabe, Pamulang Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PCB
51. Bandara / Bandar Udara Pulau Panjang, Kepulauan Seribu Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PPJ
52. Bandara / Bandar Udara Cibeureum, Tasikmalaya Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TSY
53. Bandara / Bandar Udara Cakrabhuwana, Cirebon Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = CBN
54. Bandara / Bandar Udara Tunggul Wulung, Cilacap Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = CXP
55. Bandara / Bandar Udara Wirasaba, Purbalingga Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PWL
56. Bandara / Bandar Udara Dewa Daru, Karimunjawa Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KWB
57. Bandara / Bandar Udara Ngloram, Cepu Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = CPF
58. Bandara / Bandar Udara Abdul Rachman Saleh, Malang Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MLG
59. Bandara / Bandar Udara Trunojoyo, Sumenep Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SUP
60. Bandara / Bandar Udara Masalembo, Masalembo Jawa; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MSI
61. Bandara / Bandar Udara Wiridinata, Tasikmalaya Jawa; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = -
62. Bandara / Bandar Udara Iswahyudi, Madiun Jawa; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = -
63. Bandara / Bandar Udara Atang Sendjaja, Bogor Jawa; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = ATS
64. Bandara / Bandar Udara Suryadarma Kalijati, Subang Jawa; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = -
65. Bandara / Bandar Udara Sulaiman Margahayu, Bandung Jawa; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = -
66. Bandara / Bandar Udara Sugiri Sukani Jatiwangi, Majalengka Jawa; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = SKI
67. Bandara / Bandar Udara Gorda Cikande, Serang Jawa; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = GDA
68. Bandara / Bandar Udara Ngurah Rai, Denpasar Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = DPS
69. Bandara / Bandar Udara Selaparang, Mataram Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = AMI
70. Bandara / Bandar Udara El Tari, Kupang Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = KOE
71. Bandara / Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin, Bima Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = -
72. Bandara / Bandar Udara Frans Sales Lega, Ruteng Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = -
73. Bandara / Bandar Udara Soa, Bajawa Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = BJW
74. Bandara / Bandar Udara H.Hasan Aroeboesman, Ende Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = -
75. Bandara / Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin, Bima Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = -
76. Bandara / Bandar Udara Frans Seda, Maumere Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = -
77. Bandara / Bandar Udara Mali, Alor Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = -
78. Bandara / Bandar Udara Haliwen, Atambua Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = -
79. Bandara / Bandar Udara Brangbiji, Sumbawa Besar Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SWQ
80. Bandara / Bandar Udara Lunyuk, Sumbawa Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LYK
81. Bandara / Bandar Udara Muhammad Salahuddin, Bima Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BMU
82. Bandara / Bandar Udara El Tari, Kupang Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KOE
83. Bandara / Bandar Udara Komodo, Manggarai Barat Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LBJ
84. Bandara / Bandar Udara Frans Sales Lega, Ruteng Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = RTG
85. Bandara / Bandar Udara Tambolaka, Waikabubak Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TMC
86. Bandara / Bandar Udara Mau Hau, Waingapu Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = WGP
87. Bandara / Bandar Udara Soa, Bajawa Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BJW
88. Bandara / Bandar Udara H Hasan Aroeboesman, Ende Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ENE
89. Bandara / Bandar Udara Wai Oti, Maumere Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MOF
90. Bandara / Bandar Udara Gewayantana, Larantuka Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LKA
91. Bandara / Bandar Udara Wonopito, Lewoleba Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LWE
92. Bandara / Bandar Udara Mali, Alor Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ARD
93. Bandara / Bandar Udara Lekunik, Rote Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = RTI
94. Bandara / Bandar Udara Tardamu, Pulau Sawu Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SAU
95. Bandara / Bandar Udara Haliwen, Atambua Bali dan Nusa Tenggara; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ABU
96. Bandara / Bandar Udara Sepinggan, Balikpapan Kalimantan; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = BPN
97. Bandara / Bandar Udara Supadio, Pontianak Kalimantan; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = PNK
98. Bandara / Bandar Udara Juwata, Tarakan Kalimantan; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = TRK
99. Bandara / Bandar Udara Kalimarau, Berau Kalimantan; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = BEJ
100. Bandara / Bandar Udara Rahadi Oesman, Ketapang Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KTG
101. Bandara / Bandar Udara Susilo, Sintang Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SQG
102. Bandara / Bandar Udara Nanga Pinoh, Nanga Pinoh Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NPO
103. Bandara / Bandar Udara Pangsuma, Putussibau Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PSU
104. Bandara / Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangka Raya Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PKY
105. Bandara / Bandar Udara Iskandar, Pangkalan Bun Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PKN
106. Bandara / Bandar Udara Tumbang Samba, Katingan Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TBM
107. Bandara / Bandar Udara H. Asan, Sampit Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SMQ
108. Bandara / Bandar Udara Beringin, Muara Teweh Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MTW
109. Bandara / Bandar Udara Syamsuddin Noor, Banjarmasin Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BDJ
110. Bandara / Bandar Udara Warukin, Tanjung Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TJG
111. Bandara / Bandar Udara Bersujud, Batulicin Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BTW
112. Bandara / Bandar Udara Stagen, Kotabaru Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KBU
113. Bandara / Bandar Udara Temindung, Samarinda Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SRI
114. Bandara / Bandar Udara Nunukan, Nunukan Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NNX
115. Bandara / Bandar Udara Yuvai Semaring, Krayan Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LBW
116. Bandara / Bandar Udara Bunyu, Pulau Bunyu Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BYQ
117. Bandara / Bandar Udara R.A. Bessing, Malinau Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MLN
118. Bandara / Bandar Udara Long Ampung, Kayan Selatan Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LPU
119. Bandara / Bandar Udara Tanjung Harapan, Tanjung Selor Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TJS
120. Bandara / Bandar Udara Banaina, Bulungan Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NAF
121. Bandara / Bandar Udara Kalimarau, Tanjung Redeb Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BEJ
122. Bandara / Bandar Udara Sangkimah, Sangatta Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SGQ
123. Bandara / Bandar Udara Bontang, Bontang Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BXT
124. Bandara / Bandar Udara Tanjung Santan, Marang Kayu Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TSX
125. Bandara / Bandar Udara Kotabangun, Kutai Kartanegara Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KOD
126. Bandara / Bandar Udara Senipah, Kutai Kartanegara Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SZH
127. Bandara / Bandar Udara Melalan, Melak Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MLK
128. Bandara / Bandar Udara Datah Dawai, Kutai Barat Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = DTD
129. Bandara / Bandar Udara Tanah Grogot, Tanah Grogot Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TNB
130. Bandara / Bandar Udara Tanjung Bara, Sangatta Kalimantan; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = -
131. Bandara / Bandar Udara Sultan Hasanuddin, Makassar Sulawesi; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = UPG
132. Bandara / Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado Sulawesi; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = MDC
133. Bandara / Bandar Udara Andi Djemma, Masamba Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MXB
134. Bandara / Bandar Udara Betoambari, Bau-bau Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BUW
135. Bandara / Bandar Udara Jalaluddin, Gorontalo Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = GTO
136. Bandara / Bandar Udara Inco Soroako Waws, Sorowako Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SQR
137. Bandara / Bandar Udara Kasiguncu, Poso Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PSJ
138. Bandara / Bandar Udara Lalos, Tolitoli Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TLI
139. Bandara / Bandar Udara Tampa Padang, Mamuju Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MJU
140. Bandara / Bandar Udara Melonguane, Melonguane Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MNA
141. Bandara / Bandar Udara Mopait, Bolaang Mongondow Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BJG
142. Bandara / Bandar Udara Mutiara, Palu Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PLW
143. Bandara / Bandar Udara Naha, Tahuna Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NAH
144. Bandara / Bandar Udara Pogugol, Buol Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = UOL
145. Bandara / Bandar Udara Pomalaa, Pomalaa Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = PUM
146. Bandara / Bandar Udara Pongtiku, Tana Toraja Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TTR
147. Bandara / Bandar Udara Sugimanuru, Raha Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = RAQ
148. Bandara / Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir, Luwuk Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LUW
149. Bandara / Bandar Udara Haluoleo, Kendari Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KDI
150. Bandara / Bandar Udara H. Aroeppala , Selayar Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = -
151. Bandara / Bandar Udara Matahora , Wangi-wangi Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = -
152. Bandara / Bandar Udara Maranggo , Pulau Tomia Sulawesi; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = -
153. Bandara / Bandar Udara Pattimura, Ambon Maluku; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = AMQ
154. Bandara / Bandar Udara Amahai, Masohi Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = AHI
155. Bandara / Bandar Udara Bandaneira, Banda Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NDA
156. Bandara / Bandar Udara Dobo, Kepulauan Aru Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = DOB
157. Bandara / Bandar Udara Dumatubun, Langgur Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LUV
158. Bandara / Bandar Udara Emalamo, Sanana Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SQN
159. Bandara / Bandar Udara Gamarmalamo, Galela Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = GLX
160. Bandara / Bandar Udara Gebe, Gebe Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = GEB
161. Bandara / Bandar Udara Kuabang, Tobelo Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KAZ
162. Bandara / Bandar Udara Mangole, Mangole Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MAL
163. Bandara / Bandar Udara Namlea, Namlea Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NAM
164. Bandara / Bandar Udara Namrole, Namrole Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NRE
165. Bandara / Bandar Udara Nangasuri, Benjina Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BJK
166. Bandara / Bandar Udara Oesman Sadik, Labuha Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LAH
167. Bandara / Bandar Udara Olilit, Saumlaki Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SXK
168. Bandara / Bandar Udara Pitu, Morotai Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = OTI
169. Bandara / Bandar Udara Sultan Babullah, Ternate Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TTE
170. Bandara / Bandar Udara Taliabu, Taliabu Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TAX
171. Bandara / Bandar Udara Wahai, Pulau Seram Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = WHI
172. Bandara / Bandar Udara Buli, Maba Maluku; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = -
173. Bandara / Bandar Udara Pitu, Morotai Halmahera Utara Maluku; Tipe/Kelas = Pangkalan Militer; Kode = MRT
174. Bandara / Bandar Udara Sentani, Jayapura Papua; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = DJJ
175. Bandara / Bandar Udara Frans Kaisiepo, Biak Papua; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = BIK
176. Bandara / Bandar Udara Mozes Kilangin, Tembagapura Papua; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = TIM
177. Bandara / Bandar Udara Mopah, Merauke Papua; Tipe/Kelas = Internasional; Kode = MKQ
178. Bandara / Bandar Udara Abresso, Manokwari Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = RSK
179. Bandara / Bandar Udara Anggi, Anggi Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = AGD
180. Bandara / Bandar Udara Apalapsili, Jayawijaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = AAS
181. Bandara / Bandar Udara Arso, Arso Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ARJ
182. Bandara / Bandar Udara Ayawasi, Sorong Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = AYW
183. Bandara / Bandar Udara Babo, Babo Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BXB
184. Bandara / Bandar Udara Bade, Merauke Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BXD
185. Bandara / Bandar Udara Batom, Pegunungan Bintang Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BXM
186. Bandara / Bandar Udara Bintuni, Bintuni Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NTI
187. Bandara / Bandar Udara Bokondini, Jayawijaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = BUI
188. Bandara / Bandar Udara Dabra, Puncak Jaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = DRH
189. Bandara / Bandar Udara Elilim, Jayawijaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ELR
190. Bandara / Bandar Udara Enarotali, Enarotali Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = EWI
191. Bandara / Bandar Udara Ewer, Merauke Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = EWE
192. Bandara / Bandar Udara Illaga, Paniai Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ILA
193. Bandara / Bandar Udara Ilu, Puncak Jaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = IUL
194. Bandara / Bandar Udara Inanwatan, Inanwatan Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = INX
195. Bandara / Bandar Udara Jeffman, Sorong Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SOQ
196. Bandara / Bandar Udara Yemburwo., Numfor Timur Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = FOO
197. Bandara / Bandar Udara Kambuaya, Sorong Selatan Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KBX
198. Bandara / Bandar Udara Kamur, Asmat Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KCD
199. Bandara / Bandar Udara Karubaga, Jayawijaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KBF
200. Bandara / Bandar Udara Kebar, Manokwari Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KEQ
201. Bandara / Bandar Udara Kelila, Jayawijaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LLN
202. Bandara / Bandar Udara Kepi, Merauke Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KEI
203. Bandara / Bandar Udara Kimaan, Merauke Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KMM
204. Bandara / Bandar Udara Kokonao, Mimika Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KOX
205. Bandara / Bandar Udara Lereh, Jayapura Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LHI
206. Bandara / Bandar Udara Mararena, Sarmi Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ZRM
207. Bandara / Bandar Udara Merdey, Manokwari Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = RDE
208. Bandara / Bandar Udara Mindiptana, Boven Digoel Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MDP
209. Bandara / Bandar Udara Moanamani, Dogiyai Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ONI
210. Bandara / Bandar Udara Mulia, Puncak Jaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = LII
211. Bandara / Bandar Udara Muting, Merauke Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MUF
212. Bandara / Bandar Udara Nabire, Nabire Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NBX
213. Bandara / Bandar Udara Obano, Nabire Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = OBD
214. Bandara / Bandar Udara Okaba, Puncak Jaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = OKQ
215. Bandara / Bandar Udara Oksibil, Pegunungan Bintang Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = OKL
216. Bandara / Bandar Udara Pulau Gag, Raja Ampat Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = GAV
217. Bandara / Bandar Udara Rendani, Manokwari Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = MKW
218. Bandara / Bandar Udara Senggeh, Keerom Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SEH
219. Bandara / Bandar Udara Senggo, Mappi Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ZEG
220. Bandara / Bandar Udara Sinak, Puncak Jaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = NKD
221. Bandara / Bandar Udara Sudjarwo Tjondronegoro, Serui Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = ZRI
222. Bandara / Bandar Udara Tanah Merah, Tanah Merah Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TMH
223. Bandara / Bandar Udara Teminabuan, Teminabuan Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TXM
224. Bandara / Bandar Udara Tiom, Jayawijaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = TMY
225. Bandara / Bandar Udara Torea, Fakfak Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = FKQ
226. Bandara / Bandar Udara Ubrub, Keerom Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = UBR
227. Bandara / Bandar Udara Utarom, Kaimana Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = KNG
228. Bandara / Bandar Udara Waghete, Deiyai Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = WET
229. Bandara / Bandar Udara Wamena, Wamena Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = WMX
230. Bandara / Bandar Udara Waris, Keerom Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = WAR
231. Bandara / Bandar Udara Wasior, Wasior Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = WSR
232. Bandara / Bandar Udara Yuruf, Jayawijaya Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = RUF
233. Bandara / Bandar Udara Zugapa, Paniai Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = UGU
234. Bandara / Bandar Udara Domine Eduard Osok, Sorong Papua; Tipe/Kelas = Domestik; Kode = SOQ

Jumat, 26 Oktober 2012

Kegiatan Ramp Handling




SECTION 6 KEGIATAN RAMP HANDLING
1.     MARSHALLING
v  Pemanduan pergerakan pesawat (Marshalling)
Pesawat karena ukuran dan beratnya merupakan benda yang sangat sulit untuk berhenti dan bergerak / berjalan secara tiba-tiba atau juga melakukan pergerakan di area yang sempit.
Salah satu prosedur keselamatan yang sangat penting dalam proses parkir dan pergerakan pesawat di ramp adalah komunikasi. Komunikasi yang dimaksud di sini adalah komunikasi dengan menggunakan isyarat tangan atau lebih dikenal dengan Prosedur Hand Signaling (Marshalling).
Selanjutnya mengacu pada surat keputusan nomor : SKEP / 81 / X / 1998 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Ground Support Equipment, Bahwa setiap petugas / personil yang memandu parkir pesawat harus sudah terlatih dan memiliki sertifikat, yang dikeluarkan oleh Direktorat Keselamatan Penerbangan Dirjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan.
v  Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh pemandu pergerakan / parkir dari pesawat udara:
a)      Pemandu untuk pergerakan yang spesifik (parkir pesawat) harus betul teramati oleh Flight Crew pesawat yang akan dipandu.
b)      .      Pemandu menggunakan tanda isyarat tangan yang sudah baku.
c)      Pemandu harus dalam posisi yang teramati dan menjaga kontak komunikasi visual sampai pesawat benar-benar berhenti.
d)     .      Untuk menghindari kemungkinan salah interpretasi, jika dalam waktu bersamaan ada pergerakan lain selain pesawat yang memerlukan panduan seperti cargo atau GSE, hendaknya pesawat tetap menjadi prioritas sampai pesawat selesai dipandu dan benar-benar berhenti.
e)      Tanda isyarat tangan baku dinyatakan pada SOP No. S-OS-014 tentang Tanda Insyarat Tangan.

2.     PARKING
GSE yang terdiri dari motorized dan non-motorized hendaknya diparkir di tempat yang telah ditetapkan dengan parking brake pada posisi akfif dan posisi gigi pada netral atau parkir. Selanjutnya dalam pengoperasian GSE harus perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
a)      Diharuskan ekstra hati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pesawat sewaktu berada di darat.
b)      Pada kondisi siaga untuk melayani kedatangan pesawat, semua peralatan yang beroperasi di area ramp harus diletakkan / diposisikan dibelakang garis batas (restraint line) dalam kondisi parking brake terpasang.
c)      Mobil tangga untuk penumpang (passenger step) harus berada dalam keadaan "fully retracted" sebelum pesawat datang.
d)     .      Semua peralatan termasuk passenger step tidak diperkenankan bergerak maju ke pesawat sampai pesawat berada dalam keadaan berhenti sempurna, parking brake terpasang dan lampu anti collision padam.
e)      .      Pada setiap wing tip dan depan engine hendaknya diberi pengaman / pembatas berupa safety cone.
f)       Semua peralatan GSE harus memiliki perlengkapan parking brake dan dapat berfungsi dengan sempurna.
g)      Semua peralatan harus dalam kondisi laik operasi (good mechanical).
h)      .         Kecepatan GSE tidak boleh melebihi 5 km/jam sewaktu mendekati atau menjauhi pesawat.
i)        Attachment Fittings / transfer bridges dan semua platform harus terpasang dengan sempurna.
j)        .       Lakukan “Walkaround check” sebelum mengoperasikan GSE.
k)      Semua kabel, selang-selang yang ada diperalatan harus tergulung pada tempatnya.
l)        Peralatan-peralatan yang memiliki kemampuan untuk naik/turun (elevating devices) harus berada pada posisi turun penuh sewaktu berjalan, kecuali pada saat posisi akhir mendekati pesawat.
m)    .      Tidak diperkenankan mengangkut bagasi dan atau kargo dengan menggunakan peralatan GSE yang tidak dirancang untuk fungsi itu.
n)      Kargo harus dimuat dalam kereta barang dengan posisi rata (mendatar). Barang yang lebih berat ditaruh di bawah dan di tengah untuk menjaga kestabilan. Semua pintu, penahan dan penutup harus dalam kondisi tertutup sempurna untuk mencegah kargo jatuh.
o)      Meskipun kereta (dolly) yang dioperasikan secara manual tergolong peralatan yang sederhana akan tetapi perhatian ekstra harus tetap dilakukan untuk menghindari kecelakaan.
p)      Semua pengunci dan rel pemandu pada kendaraan pengangkut pallet dan container harus diperiksa setiap saat sebelum dipakai.
q)      Karena adanya kecenderungan “pengurangan sudut belok” pada sebuah rangkaian gerobak / dolly maka pengemudi rangkaian dolly / gerobak tidak boleh terlalu cepat belok setelah menghindari rintangan.
r)        Peralatan yang rusak harus ditampeli label / tag “0ut of Service” dan segera dikirim ke unit repair (workshop), Tag / label hendaknya berisi informasi berikut :
·         tipe dan no inventory
·         alasan out of service
·         tanda tangan dari supervisor yang bertugas.
a)      Dalam menempatkan peralatan harus senantiasa memperhitungkan jarak aman dengan kendaraan, pesawat atau peralatan GSE yang lain.
b)      .      Harus ditempatkan seorang pemandu pada saat:
· Pandangan pengemudi terhalang pada area kritis (seperti penempatan equipment atau posisi mundur).
·Memandu harus menggunakan tanda isyarat baku tentang tanda isyarat tangan.
· Melakukan handling agar dapat mengatur jarak aman dengan akurat dan berkomunikasi dengan operator kendaraan. Pengemudi GSE harus segera berhenti pada saat kehilangan kontak pandangan dengan pernandu.
a)      Harus ada seorang operator yang berjaga pada motorized equipment yang mesinnya sedang hidup.
b)      Sebelum memasuki restraint area setiap pengemudi motorized equipment harus melakukan pengujian rem dengan cara 'mengerem' kendaraannya dan melakukannya sekali lagi sebelum mencapai sisi pesawat.

3.      RAMP TO FLIGHT DECK COMMUNICATION
Percakapan antar pihak ground dengan pihak cabin.apakah semua kegiatan yang di lakukan di ramp sudah clir atau non clir

4.     LOADING/EMBARKING AND UNLOADING/DISEMBARKING
ü  Loading Unloading
Untuk memulai loading harus dimulai dari compartment depan dan untuk unloading atau bongkar dimulai dari compartment belakang, tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya tipping atau pesawat terlalu berat belakang.
Loading
·         Pastikan anda menerima dokumen loading instruction yang benar.
·            Pastikan bahwa anda sudah memahami loading instruction tersebut, lakukanlah briefing dan debriefing dengan petugas load control sebelum anda melaksanakan instruksi tersebut.
·            Sebelum cargo dimuat di pesawat, pastikan bahwa semua cargo atau bagasi dalam kondisi baik sesuai dengan pesyaratan yang berlaku.
·        Penerimaan barang / muatan di sisi pesawat harus disertai DO (delivery order) dan check sesuai prosedur sebelum menandatangani DO tersebut.
·        Tempatkan cargo train (gerobak) yang berada di depan wing searah hidung pesawat dan yang berada di belakang wing searah ekor pesawat (tail out position)., dan aktifkan rem ban.
·        Hitung dengan teliti dan benar berat dan koli muatan tersebut, perhatikan dan pastikan label dan symbol sudah sesuai dengan tujuan dan cara penanganannya pada lembar loading checklist.
·        Laporkan aktual berat muatan (cargo, pos, dan bagasi) yang telah dimuat dalam form loading instruction ke load control. (via petugas ramp)
·        Pastikan net terpasang dengan baik dan benar sesuai dengan loading prosedur yang berlaku.
·        Tutup pintu compartment dengan baik dan benar.
·        Jangan tinggalkan pesawat sebelum Block off atau mundur.
·        Segera serahkan laporan loading instruction ke load control.

ü  Unloading
·         Periksa incoming CPM (container pallet message), LDM (Load Distribution Message) dan Communication of Load Information (CLI).
CPM adalah pesan yang berisikan informasi mengenai muatan compartment yang meliputi status muatan dari container, pallet, dan bulk.
LDM adalah pesan yang berisikan informasi dasar untuk suatu penerbangan ( penerbangan / tanggal, nomor registrasi, tipe pesawat, tujuan, crew, penumpang) dan informasi berat (berat dari ULD dan total dari muatan cargo, pos, bagasi, dan bahan bakar).
CLI adalah pesan yang berisikan informasi mengenai pemuatan bagasi, cargo, dan pos pada setiap compartment.
·         Persiapkan sarana sarana penunjang yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan untuk penurunan barang / muatan.
·         Perhitungkan SDM loading unloading sesuai dengan kebutuhan.
·         Man power harus sudah siap di air side 5 menit sebelum pesawat block on.
·         Pastikan mesin pesawat telah dimatikan, sebelum membuka cargo door.
·         Tempatkan cargo train (gerobak) yang berada di depan wing searah hidung pesawat dan yang berada di belakang wing searah ekor pesawat (tail out position)., dan aktifkan rem ban.
·         Turunkan muatan dari compartment belakang terlebih dahulu, selanjutnya compartment depan atau secara bersamaan, penurunan muatan disesuaikan dengan prioritas dan klasifikasinya.
·         Serahkan muatan yang telah diturunkan ke unit terkait sesuai dengan fungsi dan prioritas serta klasifikasi , spesifikasinya dan didukung dengan form delivery order (DO).
·         Pastikan semua bagasi dikirim ke baggage area sesegera mungkin, dimana bagasi first class, business atau priority dikirim terlebih dahulu daripada bagasi economy class.
A/C Loading & Unloading
A/C Loading& Unloading meliputi:
·    Passenger Loading
·    Cargo Handling
o   Passenger Loading
Keselamatan penumpang (passenger) pada area ramp merupakan hal yang harus diutamakan. Kemudian, hal-hal yang mungkin terjadi pada penumpang di area ramp ketika pesawat parkir di remote area (tidak menggunakan Aviobridge), misalnya : jatuh, tergelincir, tertabrak oleh peralatan yang bergerak di area ramp. Prosedur berikut membantu untuk dapat memberikan tingkat keselamatan pada penumpang baik selama boarding maupun pada saat turun (disembark):
a.      Tangga penumpang atau PBS (Passengger Boarding Stair) ditempatkan dengan benar, sehingga tidak ada celah (gap) antara tangga dengan pesawat.
b.      Setelah diposisikan dengan benar, PBS (Passengger Boarding Stair) di kunci agar tidak bergerak.
c.      Kapasitas beban maksimum tangga hendaknya tidak dilampaui, beban yang diterima tangga harus diperhitungkan.
d.      Hal-hal yang menghambat gerakan penumpang dan pesawat ke gerbang dan sebaliknya, seperti: pipa-pipa, kabel-kabel ground power, oil, grease atau genangan air, hendaknya dihindarkan atau dibersihkan.
e.      Harus diamati apakah ada gerakan pesawat lain yang akan bergerak melintas, sebelum menurunkan atau menaikan penumpang.
f.        Penumpang tidak diizinkan berada di area ramp, mengingat bahaya semburan jet (jet blast) atau propeler wash.
g.      Aktivitas penumpang di area ramp ada dibawah pengawasan petugas.
h.      Penumpang tidak diperkenankan berada di area ramp / air side demi alasan keamanan dan keselamatan.
i.         Penumpang atau pun petugas tidak diperkenankan merokok di area ramp.
o   Cargo Handling
Setiap petugas yang menangani kargo memiliki kemungkinan cidera atau luka, lebih tinggi dibanding pegawai lainnya. Karena itu penanganan kargo harus betul-betul di laksanakan dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi. Di samping itu, orang yang bertugas dibagian kargo hendaknya telah melalui suatu pelatihan tentang penanganan kargo yang memadai. Berikut prosedur yang harus diperhatikan dalam penanganan kargo:
a.      Jangan menumpuk kargo terlalu tinggi, hindari ketidakstabilan tumpukan kargo.
b.      Hendaknya semua kargo disusun / tata dengan benar (di dalam pesawat atau di atas gerobak / cart) untuk mencegah tumpukan kargo tidak tumbang.
c.      Gunakan kain terpal, lading pengikat kargo, atau penutup sisi samping gerobak untuk mencegah kargo jatuh ke jalan (selama baggage cart bergerak).
d.      Pengoperasian semua unit mekanikal seperti: Cargoveyor atau BCL (Baggage Conveyor Loader) atau HLL (High Lift Loader), forklift, harus sesuai dengan perintah yang telah ditetapkan. Jangan mengoperasikan peralatan tersebut di atas melebihi kapasitas beban yang diizinkan. Jika ragu tentang beban yang akan di handle tanyakan pada supervisor yang bertugas pada saat itu.
e.      Jangan sekali-kali mengangkat, mendorong atau menarik kargo lebih dari kemampuan fisik. Jika beban besar dan atau berat mintalah bantuan untuk mengangkatnya.
f.        Hindari menggunakan perhiasan (contoh: cincin atau gelang), karena kemungkinan akan menyebabkan tersangkut di kaitan (hook), pada paku, pada gesper dan lain-lain, yang akan berakibat cidera pada jari tangan atau siku.
g.      Pada penanganan kargo di ruang yang sempit hendaknya kargo didorong dari pada di angkat. Karena mengangkat memungkinkan terjadinya cidera pada jari atau tangan.

ü  Standar Operasi Prosedur
v     Persiapan
·         Mengikuti briefing dan de-briefing yang diadakan setiap pertukaran shift kerja dan sebelum melaksanakan tugas kegiatan kerja.
·         Memeriksa segala message yang masuk yang berkaitan dengan proses loading/unloading yang sudah maupun akan dilakukan.
v     Pelaksanaan Loading (pemuatan) :
·         Memeriksa kelengkapan data yang ada di Load Plan / Loading Instruction terhadap data :
Q Nomor Penerbangan (Flight Number)
Q Registrasi pesawat
Q Tanggal
Q Rotation/Destination
·         Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk memastikan dan mengantisipasi kendala-kendala operasional berkaitan dengan GSE.
·         Memastikan ketersediaan GSE dalam rangka loading yang akan dilaksanakan, sebagai berikut :
ü  Pesawat Narrow Body
a.   BTT (Baggage Towing Tractor)
b.   BCT (Baggage Cart)
c.   BCL (Baggage Conveyor Loader)
ü  Pesawat Wide Body
a.   MDL (Main Deck Loader)             (utk mega top/cargo)
b.   HLL (High Lift Loader)
c.   BCL (Belt Conveyor Loader)
d.   CTL ( Cargo Transporter Loader)              (utk transfer load)
e.   STT (Baggage Towing Tractor)
f.    BCT (Baggage Cart)
g.   CDL (Container Dollies)
·         Mencatat waktu mulai aktivitas Loading (pemuatan).
·         Memastikan bahwa posisi gerobak bagasi dengan beban penuh (cargo/mail/baggage) berada dibelakang "restraint line" parking pesawat selama menunggu kode dari Marshaller (pesawat telah berhenti sempurna dan engine mail)
·         Menghitung dan mencatat jumiah AWB/SAWB (SMU) dari cargo/mail sesuai dengan flight number, destination dan kategori resikonya (Risk Category).
·         Melakukan proses loading sesuai dengan loading instruction dan memastikan bahwa aircraft compartment terisi sesuai dengan loading Instruction.
·         Memastikan bahwa semua alat pengaman pada aircraft compartment (seperti net, stud fitting dan lock) sudah terpasang pada tempatnya.
·         Melihat secara fisik kondisi cargo/mail terhadap kemungkinan kerusakan kemasan/ pelindung.
·         Menyakinkan bahwa Dangerous Goods / Perishable item / Live Animal / barang-barang lainnya yang membutuhkan penanganan khusus telah ditangani dan ditempatkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
·         Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control apabila diketemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada barang.
·         Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control apabila terjadi Volume Minus (space yang tidak mencukupi) sehingga terjadi kemungkinan perubahan Load Sheet.
·         Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control apabila dirasa menemui Load Planning yang tidak ideal sehingga mempengaruhi Weight & Balance (out of Trim).
·         Melaporkan ke Load Control muatan aktual (actual load) yang dapat dimuat ke pesawat terbang agar dapat dibuat final Load Sheet, sebagai berikut :
Q Total weight dan pieces dari cargo keseluruhan
Q Total weight dan pieces dari bagasi keseluruhan
Q Total weight dan pieces dari mail keseluruhan
·         Melaporkan jika ada penyimpangan atau kerusakan pada sistem pesawat yang terjadi selama proses loading/unloading.
·         Memastikan bahwa posisi gerobak bagasi pada pesawat baik yang penuh maupun kosong untuk loading-unloading sbb :
§         Didepan wing tip pesawat harus paralel dengan bagian depan hidung pesawat
§         Dibelakang wing tip pesawat harus paralel dengan bagian belakang ekor pesawat
§         Pergerakan dan peralatan GSE dengan muatan penuh atau kosong dilarang keras/tidak diijinkan melalui bagian bawah dari wing tip pesawat
·         Menutup dan meyakinkan bahwa seluruh pintu cargo sudah terkunci dengan baik.
·         Loading Instruction disimpan dalam sistem file tertentu dan digabung/dijadikan satu dengan Load Sheet untuk setiap penerbangan.
v     Pelaksanaan Un-loading (pembongkaran muatan) :
·         Memeriksa dan memastikan Daily Log Aircraft Schedule
·         Mengumpulkan, menyortir dan memeriksa data atau message yang masuk berkenaan dengan persiapan Unloading yang akan dilakukan, seperti :
         a. LDM (Load Distribution Message)
         b. CPM (Container Pallet Mesage)
         c. CLI (Communication of Load Information)
         d. Surat masuk (incoming message)
         e. Delivery Order Form
         f. Informasi lainnya
·         Berkoordinasi dengan unit terkait untuk memastikan dan mengantisipasi kendala-kendala operasional berkaitan dengan GSE.
·         Meryakinkan ketersediaan GSE dalam rangka Unloading yang akan dilaksanakan, sebagai berikut :
ü  Pesawat Narrow Body
a. BTT (Baggage Towing Tractor)
b. BCT (Baggage Cart)
c. BCL (Baggage Conveyor Loader)
ü  Pesawat Wide Body
a. MDL (Main Deck Loader)                           (utk mega top/cargo)
b. HLL (High Lift Loader)
c. BCL (Belt Conveyor Loader)
d. CTL ( Cargo Transporter Loader)                (utk transfer load)
e. BTT (Baggage Towing Tractor)
f.  BCT (Baggage Carl)
g, CDL (Container Dollies)
·         Melakukan persiapan Unloading dengan urutan mulai dari kompartemen belakang dan kemudian beralih ke kompartemen depan.
·         Membuka pintu cargo untuk memastikan kondisi dari cargo, mail dan bagasi.
·         Melihat secara fitsik kondisi cargo/mail terhadap kemungkinan kerusakan kemasan/ pelindung.
·         Menyakinkan bahwa Dangerous Goods / Perishable item / Live Animal masih dalam kondisi yang aman.
·         Melepaskan posisi kunci dari lock pallet/container sebelum diturunkan (off loading)
·         Menggunakan CTL (jika diperlukan) untuk transfer muatan dari HLL ke cargo tack/dollies atau sebaliknya.
·         Memastikan bahwa pada saat proses transfer dollies berada pada posisi terkunci.
·         Melakukan Unloading sesuai dengan katagori/klasifikasi dan prioritas, misalnya bagasi kelas utama, barang tidak tahan lama/perishable, binatang hidup, atau karena pertimbangan keselamatan (safety),
·         Memberikan instruksi ke operator BTT yang membawa bagasi dan cargo untuk mengirim/membawa ke make-up area atau gudang cargo.
·         Menggunakan Delivery Order dokumen untuk serah terima bagasi/cargo.
·         Melaporkan jika ada penyimpangan atau kerusakan pada sistern pesawat yang terjadi selama proses Unloading.
5.     STARTING
ü  Engine Starting
v  Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan pada saat engine starting:
a)      Selama engine starting / running pada area ramp, diperlukan kewaspadaan dari semua pihak yang ada di ramp untuk menjamin keselamatan pada penumpang dan barang, petugas dan peralatan yang ada di sekitar pesawat.
b)      Selama urutan proses engine starting harus diawasi oleh orang yang memiliki otorisasi (dinyatakan oleh sertifikat / lisence yang dikeluarkan oleh instansi berwenang).
c)      Disamping bertugas mengawasi proses engine starting, juga berkoordinasi dengan petugas di area ramp lainnya untuk memastilkan bahwa area bahaya dari engine baik itu isapan (engine intake) ataupun area semburan (exhaust) terbebas dari orang ataupun benda.
d)     .Orang yang bertugas mengontrol starting engine harus memastilkan bahwa sebelum proses engine starting dimulai seluruh pintu akses dan pintu panel di pesawat telah tertutup dan terkunci.
Dalam proses starting engine flight crew hendaknya mengadakan komunikasi dengan petugas ground untuk memastikan bahwa proses starting berjalan lancar. Alat komunikasi umumnya digunakan head set atau hand signaling.
a.       Petugas di Ramp hendaknya menghindari gerakan-gerakan yang memungkinkan terjadinya salah interpretasi komunikasi dengan flight crew dalam mengendalikan proses starting ataupun pergerakan pesawat (A/C movement).
f.       Petugas di darat yang bertanggung jawab pada proses engine starting harus memiliki pengetahuan tentang semua prosedur dan regulasi yang berhubungan dengan proses engine starting tersebut.
g.      Semua pin pada gear, tutup pitot, wheel chock, static ground wire dan ground power harus sudah dilepas sebelum pesawat berangkat.
h.      Sebagai perlindungan terhadap bahaya kebakaran, harus ada pemadam api di dekat area pesawat, selama proses engine starting.
6.      SAFETY MEASURES
Semua orang yang ada di ramp harus mempunyai jiwa keselatan dan rasa jiwa kesalatan yang harus di ciptakan bukan hanya untuk security tapi untuk semua orang yang ada di ramp, karena hal ini sangat penting untuk keselamatan di dalam dunia penerbangan.
Pada saat starting dan running engine, setiap personil yang bertugas harus menggunakan penutup telinga. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi telinga dari kebisingan (noise) yang bisa mengakibatkan gangguan pada pendengaran baik sementara ataupun permanen (tuli).
Penutup telinga tersebut sebaiknya dari tipe yang sudah disahkan oleh Departemen Kesehatan. Penutup telinga tipe headset dan microphone harus secara berkala disterilkan, demikian juga headset dan microphone pesawat. Dilarang menggunakan bola lampu (bulb) sebagai penutup telinga. Hal lain yang harus diwaspadai dan dihindari adalah jet blast (semburan jet engine) yang memiliki tekanan dan temperatur yang tinggi.
·         Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh semua petugas di area Ramp:
a)      Pada saat pesawat datang, semua petugas dan GSE harus diam di tempat sampai pesawat yang dipandu untuk parkir, telah benar-benar berhenti.
b)      Pada saat keberangkatan pesawat, area engine intake dan exhaust harus bersih dari peralatan dan seluruh petugas tidak berada di area tersebut.
c)      Jangan menyentuh bagian engine, rem atau roda karena kemungkinan temperaturnya
d)     Dalam kondisi apapun, hindarkan berjalan di dekat engine yang sedang running.
7.     PERPINDAHAN PESAWAT
Memindahkan pesawat dari apron ke hangar dengan menggunakan alat push back atau toubarlist



 SECTION 7 TENTANG PESAWAT SERVIC
1.      DI LUAR PESAWAT (EXTERIOR)
Adapun kegiatan kegiatan yang di lakukan di luar pesawat antara lain;
·         Bongkar muat barang
ü  Tangga penumpan gatau belai gajah
ü  Alat menaikkan atau menurunkan makanan
ü  Alat untuk menaikkan atau menurunkan cargo
ü  Alat untuk menaikkan atau menurunkan bagasi
·         Kebersihan
ü  Membersihkan kaca jendela ruang pilot
ü  Memersihkan mesin pesawat
ü  Mersihkan bekas bekas percikan minyak
ü  Membersihkan pesawat atau badan pesawat
ü  Membersihkan jendela dan kaca pesawat
ü  Membersihkan bawah pesawat dan di sekitar engine pesawat karena ada sisa-sisa fuel dan aftur dan material material tidak sempurna lainnya, semua itu harus di bersihkan Karen bila tidak di bersihkan akan mempengaruhi kulaitas pesawat
ü  Bila pesawat berwarna putih maka akan lebih kelihatan perawatan nya
2.      DI DALAM PESAWAT (INTERIOR)
Kegiatan kegiatan yang di lakukan di dalam pesawat antara lain;
·         Bagian kebersihan (Cleaning)
ü  Mengganti sarung, bantal ,alas kepala dan selimut
ü  Membersihkan asbak(tempat abu rokok)
ü  Membersihkan tempat duduk, meja makan
ü  Membersihkan debu dengan pengisap debu
ü  Mengganti isi kantong kursi, petunjuk pelayanan keselamatan penerbangan ,kantong muntah dll
ü  Menyikat dan membersihkan lantai
ü  Membersihkan ruang pilot
ü  Membersihkan toilet dan mengganti bekas handuk dll
ü  Mengganti air minum dan untuk toilet
·         Makanan
ü  Mengontrol menu, perlatan dan makanan, menurunkan yang bekas dan mengganti dengan yang baru sesuai dengan menu yang di pesan
ü  Membersihkan dengan rapi sesuai dengan petunjuk penerbangan yang di keluarkan dari pihak maskapi
ü  Di perlukan kontaminasi disebabkan karena sakit udara, menumpahkan makanan atau minuman dan ofensif noda-noda
3.      TOILET SERVICES
ü  Membersihkan kotoran dengan bersih dan mengganti air yang lama dengan yang baru dan mengisi cairan sesuai dengan instruksi petugas
ü  Proses pembersihan kotoran kotoran manusia baik secara menual atau pun pake alat (proses mengeluarkan kotoran dari pesawat)
4.      AIR SERVICES
Water Service untuk pesawat dan perlengkapannya hendaknya memenuhi persyaratan sanitasi dan higienis yang disetujui oleh Departemen Kesehatan. Selanjutnya, dalam proses pelayanan air ke pesawat dijaga agar diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a)      Air tidak tumpah atau bocor.
b)      Perangkat untuk mencapai potable water service panel seperti tangga atau lainnya agar dijaga tetap kering, sehingga yang menaiki tangga tidak jatuh atau tergelincir.
c)      Operator water service tidak mengoperasikan lavatory service dalam waktu yang bersamaan.
d)     Hendaknya operator dapat berpakaian rapi dan bersih, demikian juga kebersihan kendaraanya dapat tetap dijaga, hal ini untuk menampilkan citra bahwa operator tersebut memahami tentang pentingnya kebersihan.
e)      Kendaraan water service tidak diparkir berdampingan dengan kendaraan lavatory service

·         Penyediaan air ada dua macam
ü  Air yang bisa di minum
Adalah untuk air minum
ü  Dan air yang tidak di minum
Air untuk toilet
ü  Mengisi air tenki air minum dengan air bersih
ü  Mengganti air minum yang lama dengan yang baru sesuai dengan peraturan yang ada
5.      PENDINGINAN DAN PEMANASAN
·         Pendinginan
ü  Proses pendinginan pada pesawat di lakuakan sebelum berlansungnya boarding karena bila temperature pesawat panas maka akan mempengaruhi bawan pesawat oleh sebab itulah proses pendinginan pada pesawat di perlukan, dan demi kenyamanan passangers,apabila temperature pesawat itu panas maka akan mengurangi jumlah barang, cargo akan berkurang
·         Pemanasan
ü  Proses pemanasan pada pesawat di lakukan apabila pada musim musim tertentu seperti musim gugur, dan musim salju. Karena apabila tidak di lakukan pada musim tersebut akan menyebabkan enginee tidak bisa menyala dan pesawat tidak bisa di operasikan.
Cara melakukan pemanasan pada pesawat dengan menyemprot pesawat yang alat nya sama dengan pemadam api kebakaran dan akan meniupkan udara panas di sekitar enginee, belakang pesawat (karena di belakang pesawat sangat membutuhkan uap hangat)
6.      CABIN EQUIPMENT AND INFLIGHT ENTERTAINMENT MATERIAL
·         Cabin equipment; hiburan di dalam pesawat seperti game,music, TV dsb
·         inflight entertainment material ; harus di siapkan hal hal yang berkaitan dengan engineeri
7.      STRONG CEBIN MATERIAL ;DI SIAPKAN GUDANG,
·         tujaunnya;
mempertinggi flight safety (keselamatan penerbangan),compartable (kenyamanan), dan courtsy (kerah tamahan) kecepatan waktu (on time performance) efficien dan efektifitas biaya karena bila tepat waktu akan mengurangi biaya seperti biaya parkir dan AMC tidak boleh lebih dari 25kg/jam itu maximal, serta pergerakan GSE pun di batasi karena kalu tidak di batasi maka akan mepengaruhi waktu nya pula.


SECTION 8 TENTANG PENGISIAN BAHAN BAKAR
1.      BAHAN BAKAR
Pelaksanaan refueling di bandara seluruh Indonesia dilaksanakan oleh PERTAMINA, sedangkan PT Gapura sebagai groundhandling bertindak sebagai supervisor. Namun ada hal-hal yang perlu diwaspadai oleh semua pihak dalam proses refueling, terutama hal-hal yang berpotensi menimbulkan kebakaran.
a)      Listrik statis
Muatan listrik statis dapat terkumpul pada pesawat selama terbang atau di darat. Hujan, kristal es dan tiupan debu dapat memperbesar muatan listrik statis. Muatan statis dapat juga terkumpul melalui induksi dari atmosfir yang bermuatan listrik.
Listrik statis mengalir melalui lintasan termudah, jika tidak ada lintasan termudah yang dapat dilalui muatan listik, sedangkan pada saat yang sama jika muatan listrik semakin besar maka muatan akan mencari lintasan yang terpendek untuk mengalir hingga terjadi loncatan bunga api listrik. Pertemuan loncatan bunga api listrik ini dengan bahan bakar mampu menimbulkan bahaya kebakaran.
b)      Rokok
Korek api dan pemantik api lainya yang biasa digunakan untuk merokok dilarang dibawa oleh petugas yang menangani pengisian bahan bakar (fueling). Aturan dilarang merokok bagi petugas di ramp hendaknya ditekankan untuk dilaksanakan, karena uap bahan bakar berpotensi menimbulkan kebakaran.
c)      Loncatan bunga api (spark)
Hal-hal berikut direkomendasikan untuk tidak dilakukan selama proses refueling berlangsung, karena memungkinkan timbulnya loncatan bunga api. Hal-hal tersebut adalah:


a.       Pemasangan dan pelepasan battery pesawat.
b.      Pemasangan charger battery.
c.       GPU hendaknya ditempatkan jauh dari titik pengisian bahan bakar, juga menyambungkan dan melepaskan saat proses refueling.
d.      Pengoperasian switch listik di pesawat yang mengontrol bagian sayap dan tangki.
e.       .      Mengaktifkan radio dan RADAR.
f.       Melaksanakan fueling dalam jarak 30 meter dari RADAR pasawat yang sedang akfif atau 90 meter dari instalasi RADAR yang-sedang aktif


SECTION 9 TENTANG PEMELIHARAAN PESAWAT
1.      RUTINITAS LAYANAN (PELAYANAN YANG SERING DI LAKUKAN)
·         pelayanan yang sering di lakukan antara lain adalah
ü  melakukan suatu pemeriksaan seseuai dengan petunjuk yang ada
ü  masuk ke dalam pesawat untuk menandatangani surat apakah pesawat tersebut boleh terbang atau tidak
ü  memasukkan pernyataan ke dalam pesawat dan berkomunikasi cebin crew tentang passanger yang membutuhkan WCHC dan WLCR atau yang membutuhkan pelayanan khusus.
ü  Melakuakan periksaan sebelum keberangkatan pesawat terbang sesaui dengan petunjuk
ü  Melakukan check sebelum keberangkatan pesawat sesuai dengan instruksi dari pihak yang bersangkutan
ü  Menyediakan tenaga yang terampil untuk membantu awak pesawat atau ground staff dalam kinerja pemeriksaan

2.      NON RUTINITAS PELAYANAN (YANG TIDAK SERING DI LAKUKAN)
ü  Memperbaiki kerusakan yang ada di pesawat seperti yang di laporkan oleh awak atau mengungkapkan kerusakan yang ada pada saat atasan memeriksa pesawat, namun perbaikan itu harus di sepakati secara terpisah antara pihak yang satu dengan yang lain
ü  Masuk ke dalam pesawat dan berkomunikasi dengan pihak ramp untuk melakukan tindakan yang akan di ambil
ü  Melaporkan tindkan yang akan di ambil kepada atasan untuk perbaikan pesawat dan perawatan pesawat yang rusak sesuai dengan petunjuk yang ada
ü  Memelihara buku buku petunjuk manual yang telah ada agar jika terjadinya suatu keruskan pesawat bisa melihat buku pegangan tersebut
ü  Menyediakan fasilitas alat khusus yang tersedia\
ü  Memindahkan pesawat ke hangar sesuai dengan petunjuk pihak ground


3.      BAHAN PENANGANAN
ü  Untuk mendapatkan izin bea cukai
ü  Menyediakan pemerksaan secara berkala untuk cadangan atasan dan pembangkit listrik
4.      PARKIR DAN HANGAR
ü  Menyediakan tempat bagi pesawat sesuai dengan tipe pesawatnya
ü  Mengatur tempat parkir supaya muat untuk menampung pesawat lainnya
ü  Menyiadakan hangar tempat pesawat dimana di hangar dilakukan pembersihan pesawat dan kerusakan pada enginee dan sebagainya.







SECTION 11 TENTANG PERMUKAAN TRANSPORTASI

1.      UMUM
ü  Memuat semua peraturan yang di perlukakan untuk transportasi dari penumpang baik itu wchc atau wlch dan cargo untuk surat-surat.Baik dari Bandar dan kota terminal dan di sepakati oleh pihak masing-masing yang bersangkutan.
2.      TRANSPORTASI KHUSUS
ü  Memuat semua peraturan yang di perlukakn untuk trasportasi khusus dalam batas domestic dan internasional.